Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Bisa Raih Predikat Saham Terviral atau Meme Stock Tahun Ini

Saham GOTO sangat volatile pergerakannya sejak awal IPO April 2022. Terutama di saat ARB berkali-kali dengan rekor antrean jual terbesar dalam sejarah di BEI.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam acara paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Selasa (15/3/2022).
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam acara paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA – Akhir tahun 2022 sudah di depan mata dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) berpeluang mendapatkan predikat menjadi saham terviral atau meme stock di Bursa Efek Indonesia tahun ini.

Pada Senin (5/12/2022), saham GOTO masih mengalami auto reject bawah (ARB), dengan ditutup melemah 9 poin atau 6,82 persen ke level Rp123 per saham.

Dengan penutupan tersebut, saham GOTO tercatat telah ditutup ARB selama 12 sesi berturut-turut atau 6 hari bursa. Turunnya saham GOTO ini turut menurunkan kapitalisasi pasar GOTO ke Rp146 triliun.

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar menilai predikat saham terviral bisa disematkan ke GOTO lantaran tercatat sebagai saham dengan volume terbesar, serta banyak isu positif dan negatif yang menyelimuti pergerakan GOTO dibandingkan dengan saham lainnya di IHSG.

“Saham GOTO sangat volatile pergerakannya sejak awal IPO April 2022. Terutama di saat ARB berkali-kali dengan rekor antrean jual terbesar dalam sejarah di BEI di atas 200 juta lot dalam 3 sesi perdagangan terakhir,” jelas dia kepada Bisnis, Senin (5/12/2022).

Pendapat serupa juga diutarakan Direktur PT Sequis Aset Manajemen David Chang. Menurutnya, selain faktor ARB berkali-kali, perbincangan warganet di sosial media mengenai saham GOTO cukup ramai.

“GOTO adalah meme stock karena termasuk saham high profile, partisipasi investor ritel tinggi, volume transaksi tinggi, ramai dan sering dibicarakan di media sosial, yang memengaruhi harga saham yang fluktuatif, seperti halnya di luar negeri,” jelas dia.

Sebagai catatan, meme stocks sebelumnya populer di Bursa Amerika Serikat (AS). Istilah ini muncul pada 2020, yang dipicu oleh pertumbuhan signifikan komunitas investasi online di era awal pandemi berkat aplikasi trading Robinhood.

Mengutip Investopedia, saham meme mengacu pada saham perusahaan yang mendapatkan popularitas viral karena sentimen sosial yang tinggi. Sentimen sosial ini biasanya meningkat karena platform online dan media sosial. Diskusi seputar saham tertentu oleh komunitas online, bahkan terkadang cukup serius dapat terjadi di situs Reddit, atau utas di Twitter, serta forum di Facebook.

Sekalipun beberapa orang percaya komunitas saham meme mengoordinasikan upaya untuk mempengaruhi harga saham tersebut, pemegang saham saham meme seringkali merupakan kumpulan individu independen yang tidak terorganisir, masing-masing dengan pandangan dan preferensi investasi mereka sendiri.

Di Wall Street, saham-saham yang dikenal sebagai meme stocks antara lain GameStop Corp (GME), AMC Entertainment Holding (AMC), Bed Bath & Beyond (BBBY), Blackberry Limited (BB), Nokia (NOK), Virgin Galactic (SPCE), ContextLogic Inc. (WISH), dan Palantir Technologies Inc. (PLTR).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper