Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham GOTO ARB 6 Sesi, Masih Ada Prospek Beli?

Saham GOTO dinilai masih prospektif seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, meski belakangan tengah tertekan.
Acara pencatatan saham perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). Sumber: Youtube IDX
Acara pencatatan saham perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). Sumber: Youtube IDX

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat memberikan pandangannya atas pergerakan harga saham emiten teknologi termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) setelah periode penguncian saham (lock-up) GOTO pemegang saham seri A berakhir pada 30 November 2022.

Pengamat industri teknologi, serta praktisi merger dan akuisisi di Asia Tenggara, Joel Shen mengatakan saham GoTo turun ke level terendahnya karena lock-up yang berlaku atas pemegang saham utamanya telah berakhir.

"Para investor jangka pendek yang cenderung memaknai koreksi sementara itu sebagai akhir dari ekosistem bisnis teknologi di Indonesia," jelasnya dalam keterangannya.

Dalam ulasannya, Shen menyarankan agar investor jangan buru-buru panik dengan kondisi tersebut. Dia pun memberikan beberapa catatan penting yang bisa memberikan pemahaman mendalam kepada para investor dan calon investor serta publik untuk memahami pertumbuhan, kontribusi, dan prospek sebenarnya dari sektor teknologi.

Pertama, ekosistem teknologi di Indonesia masih relatif muda. Satu dekade lalu, konsumen Indonesia melakukan sebagian besar belanja mereka secara offline, dan membayar secara tunai.

"Saat ini, sebagian besar masyarakat Indonesia berbelanja online dan lebih dari 90 persen pedagang online [ecommerce] menerima pembayaran elektronik. Pergeseran perilaku konsumen ini disebabkan oleh maraknya startup seperti GoTo," katanya.

Kedua, nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh secara eksponensial pada periode 10 tahun tersebut, dari hanya bernilai sekitar US$8 miliar atau setara dengan Rp120 triliun pada tahun 2015, meningkat 9 kali lipat menjadi US$70 miliar atau setara Rp 1.050 triliun saat ini.

Bahkan diperkirakan nilainya akan meningkat dua kali lipat menjadi US$ 146 miliar atau sekitar Rp 2.190 triliun pada tahun 2025.

"Masalah GoTo saat ini adalah, meskipun digoyang dengan sentimen makroekonomi global, kemungkinan besar tidak akan mengubah hal ini [pertumbuhan potensi ekonomi digital]," jelasnya.

Ketiga, GoTo telah meningkatkan taraf hidup jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan mitra pedagang di Indonesia, serta telah menginspirasi seluruh generasi Indonesia untuk memulai perjalanan menjadi wirausaha khususnya di bidang teknologi dan industri lainnya.

Keempat, terkadang orang tergoda untuk melihat fluktuasi saham perusahaan secara mikroskopis atau hanya mencermati satu faktor, yang bukan merupakan indikasi prospek atau kinerja perusahaan yang sebenarnya, apalagi prospek ekonomi makro di Indonesia yang lebih luas.

Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menyentuh angka 5 persen, mengindikasikan pertumbuhan yang sehat selama dekade terakhir.

Pada perdagangan Senin (5/12/2022), saham GOTO anjlok 6,82 persen atau 9 poin ke level Rp123, atau level terendahnya sepanjang listing di Bursa Efek Indonesia. Saham GOTO pun mentok ARB atau batas terendah harian. Tercatat, saham GOTO sudah melemah 11 sesi beruntun, dan mengalami ARB 6 sesi beruntun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper