Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) melalui anak usahanya, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) menjalin kerja sama dengan anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA), yakni PT Surya Subang Metropolitan, untuk membangun menara dan jaringan fiber optik di Subang Metropolitan.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan TOWR Monalisa Irawan mengatakan kerjasama juga melibatkan PT Iforte Solusi Infotek (iForte) yang akan menyediakan jaringan fiber optik untuk seluruh kawasan Subang Metropolitan. Sementara Protelindo akan menjadi penyedia menara.
"Protelindo dan iForte telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Subang Smartpolitan, untuk pembangunan tower dan jaringan fiber optik di kota mandiri “Subang Smartpolitan” (Perjanjian Kerjasama)," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Senin (5/12/2022).
Protelindo saat ini memiliki sekitar 30.000 menara dengan sekitar 55.000 tenant, sedangkan iForte menyediakan layanan internet kepada sekitar 2.300 klien.
Sementara kawasan Subang Smartpolitan sendiri terletak di dalam wilayah Rebana Metropolitan. Wilayah ini merupakan proyek yang dirancang Pemerintah Jawa Barat untuk mendorong peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Wilayah ini juga diharapkan dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru di Jawa Barat.
Subang Smartpolitan memiliki luas 2.717 hektar dengan mengusung tema kota mandiri terintegrasi. Kota ini didesain dan dibangun dengan konsep Smart & Sustainable dimana fasilitas serta infrastruktur kawasan dibuat dengan pemanfaatan IoT (Internet of Things).
Baca Juga
Per 30 September 2022, TOWR mencatatkan pendapatan mencapai Rp8,1 triliun. Angka ini naik 33,6 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu atau year-on-year (yoy) yakni, sebesar Rp6,06 triliun.
Kemudian laba bersih TOWR mencapai Rp2,56 triliun pada kuartal III/2022. Laba bersih ini menurun 0,8 persen dari Rp2,57 triliun secara yoy.
Direktur Utama dan CEO TOWR Aming Santoso berharap agar perseroan lebih banyak meningkatkan penggunaan atau utilisasi menara, fiber, dan asset-aset lain yang dimiliki perseroan. Adapun penyebab penurunan laba disebut akibat situasi makro ekonomi yang penuh tantangan dari meningkatnya inflasi dan suku bunga.
"Kami percaya bahwa manajemen memiliki pengalaman yang cukup untuk menghadapi tantangan ini, dan fakta bahwa kami saat ini memiliki banyak aset berupa jaringan menara dan fiber optik hampir di seluruh regional Indonesia, memungkinkan kami untuk memperluas bisnis dengan para konsumen," kata Aming dalam keterangan resmi.
Sementara itu, SSIA mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,46 triliun atau meningkat 77,27 persen secara yoy. Pada tahun 2021, SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp1,39 triliun.
SSIA mampu membalikkan rugi Rp268,99 miliar menjadi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp70,76 miliar pada kuartal III/2022.
VP Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan SSIA mampunya perseroan membalikkan rugi menjadi laba disokong oleh aksi divestasi dengan nilai Rp562,27 miliar pada Juni 2022.
SSIA tercatat menandatangani perjanjian jual-beli saham bersyarat dengan Frasers Properti Thailand (Indonesia) Pte. Ltd. pada 28 April 2022. Perjanjian ini sehubungan dengan penjualan seluruh saham milik SSIA di SLP, Entitas Ventura Bersama, SLP-IK, Entitas Anak SLP, dan SIT.
"Laba bersih konsolidasi SSIA pada kuartal III/2022 mencapai Rp70,78 miliar atau meningkat 126,3 persen dibandingkan rugi bersih sebesar Rp269,0 miliar pada kuartal III/2021. Peningkatan tersebut terutama disebabkan divestasi bisnis sewa gudang senilai total Rp562,27 miliar pada Juni 2022," ujar Erlin dalam keterangan resmi.