Bisnis.com, JAKARTA - Emtien yang bergerak pada segmen kawasan industri diproyeksi mendapat katalis positif seiring pulihnya perekonomian tanah air.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan pulihnya perekonomian mendorong kepercayaan diri para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi. Selain itu, pemerintah juga memberi dukungan untuk menarik investor terutama dari asing pada sektor riil.
“Terutama pada industri yang terkait data center, logistik maupun kendaraan listrik saat ini,” ujar Jono kepada Bisnis dikutip Sabtu (03/12/2022).
Jono merekomendasikan saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) dengan target 240 per saham. DMAS dinilai memiliki keunggulan dalam ekosistem yang mendukung data center.
Terlebih lagi bisnis data center tengah dibanjiri permintaan mulai dari fasilitas listrik premium, dan fiber optik khusus.
Selain itu, DMAS juga memiliki landbank yang memadai sehingga nilai jual lahan lebih tinggi ketimbang pemain lahan industri lainnya.
Baca Juga
DMAS juga disebut memiliki profitabilitas yang paling tinggi dengan risiko rendah karena tidak memiliki utang berbunga dibanding pesaingnya.
Terpisah, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan kinerja emiten kawasan industri kian membaik dalam 9 bulan pertama tahun ini. Rata-rata emiten berhasil membalikkan rugi menjadi laba.
“Kesannya mereka cukup optimis bahwa target pendapatan maupun marketing sales tahun 2022 akan bisa tercapai,” ujar Liza kepada Bisnis pada Sabu (03/12/2022).
Lebih lanjut, Liza mengatakan pasar potensial yang menopang kawasan industri berasal dari kebutuhan pabrik komponen kendaraan listrik, battery swap station, industri battery recycling, R&D dan training hingga peluang perkembangan bisnis data center.
Adapun kebutuhan akan pabrik baru, pergudangan, hingga infrastruktur pendukung ekonomi baru dinilai telah memoles prospek bisnis kawasan industri.
Sebagai contoh, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) meneken nota kesepahaman bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Bisa Artifisial Indonesia (BISA AI) dan Indogen Capital pada Juli 2022. Nota kesepahaman tersebut untuk membangun proyek kawasan industri khusus perusahaan teknologi serupa Silicon Valley.
Meski demikian, trading di saham KIJA dinilai kurang apik lantaran kurang likuid dan kurang aktif. Padahal dari sisi teknikal ada potensi KIJA dapat rebound ke area Support (bottom) pada rentang 147-142. Sementara untuk resistance KIJA akan bergerak pada rentang 148-150 / 153-155 / 158 / 166-170 / 180.
“[Saran saya] average up bertahap saja apabila harga sudah menunjukkan kekuatan menembus layer demi layer resistance di atas,” ujar Liza.
Beberapa emiten kawasan industri yang mendapat rekomendasi dari Liza adalah DMAS, SSIA, dan BEST.
DMAS saat ini terletak pada support mid-term dengan indikator RSI ada positive divergence atau indikasi momentum beli mulai muncul. Liza merekomendasikan speculative buy dengan average up lebih kurang dari 164 sampai 165.
Kemudian support berada di level 162-161 / 156 dan resistance dengan target 167 / 170 / 173-175.
Sementara itu, SSIA disebut masih downtrend dalam jangka menengah. SSIA perlu break out MA10 dan MA20 ke level psikologis 300 untuk bisa melaju ke target resistance 320 / 334 / 360. Level support SSIA berada di 288 / 278-276.
Liza merekomendasikan speculative buy untuk SSIA dengan average up lebih dari 300.
Kemudian untuk BEST disebut masih dalam tren menurun untuk jangka pendek. Liza menyarankan untuk buy on break atau menunggu BEST break upper channel 141 sebelum membeli. Hal ini akan membuka jalan bagi BEST untuk menuju target resistance pada rentang 150 / 158 / 165 dan support di 138 / 130.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.