Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pengujung tahun diprediksi akan menguat karena beberapa faktor, seperti melambatnya laju kenaikan suku bunga dan inflasi dalam negeri yang diprediksi turun.
Direktur PT Indovesta Utama Mandiri Rivan Kurniawan mengatakan indeks global yang bereaksi positif akibat beberapa sentimen memberikan dampak bagi IHSG.
“IHSG menurut saya di Desember akan menguat karena dari global juga Ketua Federal Reserve Jerome Powell semalam memberikan sinyal bahwa laju kenaikan suku bunga akan mulai melambat,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Kamis (1/12/2022).
Lebih lanjut, Rivan mengungkapkan IHSG yang menguat karena inflasi dalam negeri yang diproyeksikan turun pada Desember juga menjadi katalis positif. Adapun saham-saham perbankan berpeluang menguat, karena saham perbankan besar terutama big 4 masih menjadi penggerak IHSG.
“Tapi sektor lain seperti consumers goods dan telekomunikasi juga memiliki peluang untuk meningkat,” lanjutnya.
Rivan menambahkan jika pengaruh window dressing terhadap IHSG cukup besar. Melihat data dimana dalam 20 tahun terakhir IHSG mencatatkan return rata-rata 4,19 pada Desember. “Hanya 2 tahun mencatatkan return negative,” imbuhnya.
Baca Juga
Mengutip salah satu jurnal pasar modal Universitas Jember 2020, window dressing memang memberikan dampak positif bagi IHSG. Pada jurnal tersebut dijelaskan jika window dressing dilakukan oleh hampir semua manajer investasi.
“Efek window dressing hanyalah jangka pendek, jika kinerja keuangan suatu perusahaan atau reksadana buruk dalam jangka panjang atau menengah, kinerja tersebut juga akan terlihat meskipun di akhir tahun kinerja diangkat oleh window dressing,” dikutip Kamis (1/12/2022).
Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah sebesar 60,5 poin atau 0,85 persen ke posisi 7020,80. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di rentang 7.018,26 hingga 7.090,27.