Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding Danareksa Targetkan Laba Bersih Rp1 Triliun Akhir 2022

Holding BUMN Danareksa  menargetkan laba bersih konsolidasi pada akhir 2022 menembus Rp1 triliun.
(Dari kiri ke kanan) Sekretaris Perusahaan PPA Agus Widjaja, Direktur Utama Perusahaan Pengelola Aset Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono, dan Direktur Utama M Bloc Group Handoko Hendroyono dalam konferensi pers Lokananta Reload, Minggu (27/11/2022)./Bisnis - Iim Fathimah Timorria
(Dari kiri ke kanan) Sekretaris Perusahaan PPA Agus Widjaja, Direktur Utama Perusahaan Pengelola Aset Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono, dan Direktur Utama M Bloc Group Handoko Hendroyono dalam konferensi pers Lokananta Reload, Minggu (27/11/2022)./Bisnis - Iim Fathimah Timorria

Bisnis.com, SURAKARTA — Holding BUMN Danareksa  menargetkan laba bersih konsolidasi pada akhir 2022 menembus Rp1 triliun. Subklaster kawasan industri diperkirakan masih menjadi kontributor terbesar.

Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono mencatat bahwa proforma laba bersih konsolidasi holding tahap I yang mencakup 10 anak perusahaan pada 2020 mencapai Rp468,6 miliar. Kemudian laba bersih konsolidasi tahap I pada 2021 sebesar Rp796 miliar.

“Laba bersih konsolidasi di kuartal III/2022 kami lihat di sekitar Rp700-an miliar. Di akhir tahun dengan kawasan industri sekitar Rp800-an miliar dan PPA [Perusahaan Pengelola Aset] Rp400-an miliar, seharusnya kami memperoleh Rp1 triliun,” kata Ari dalam Media Gathering, Senin (28/11/2022).

Ari mengatakan kalkulasi laba bersih konsolidasi pada 2022 telah mengikutsertakan kontribusi dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), sementara pada 2021 performa PPA belum dikonsolidasikan.

Saat ini, Danareksa memiliki 13 anak perusahaan, tiga entitas asosiasi, dan enam entitas afiliasi. Seluruh perusahaan tersebut terbagi dalam enam subklaster sektor, yakni subklaster keuangan, subklaster kawasan industri, subklaster konstruksi, subklaster media dan teknologi, subklaster konsultan konstruksi, dan subklaster pengelola air.

“Rencananya akan ada tambahan anak perusahaan, yakni yang kini berstatus afiliasi,” tambah Ari.

Danareksa memiliki sejumlah strategi untuk mentransformasikan bisnis anak-anak usaha, antara lain menyiapkan perusahaan subklaster kawasan industri sebagai pengelola kawasan dengan cakupan lokasi dan layanan dukungan yang lengkap bagi investor.

Program strategis subklaster kawasan industri mencakup standardisasi infrastruktur dan layanan, penguatan recurring income, landbank expansion, dan konsolidasi back-office. Valuasi subklaster ini diestimasi bisa mencapai Rp56,1 triliun pada 2026, naik 280 persen dari 2022 yakni Rp12,8 triliun.

Langkah strategis Danareksa lainnya adalah menyiapkan PPA sebagai perusahaan terkemuka dalam restrukturisasi, pengelolaan non-performing loan (NPL) dan special situation fund.

Selanjutnya, transformasi Nindya Karya sehingga menjadi perusahaan konstruksi berbasis green construction dengan pengembangan teknologi pendanaan yang efisien sehingga nilai perusahaan bisa mencapai Rp12,6 triliun pada 2026 dari sebelumnya Rp3,2 triliun.

Danareksa juga bakal melakukan transformasi model bisnis perusahaan percetakan Balai Pustaka sehingga menjadi IP Licensing Company. Kontribusi pendapatan intellectual property  melalui skema kolaborasi diharapkan bisa meningkatkan valuasi perusahaan menjadi Rp150 miliar pada 2026 dari hanya Rp10 miliar.

Ada pula transformasi Kliring Berjangka Indonesia sebagai perusahaan digital berlisensi kliring dengan memanfaatkan peluang perkembangan dan penguasaan teknologi. Potensi kenaikan nilai perusahaan pada 2026 diproyeksi mencapai Rp5,8 triliun, naik 76 persen dari Rp3,3 triliun pada 2022.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper