Bisnis.com, JAKARTA – PT BRI Danareksa Sekuritas telah mengantongi Rp10 triliun dari hasil aksi korporasi berupa sukuk dan obligasi.
Plt. Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Hendra Hermawan mengatakan selama tahun berjalan perseroan telah menyelesaikan sebanyak 24 mandat Obligasi dan Sukuk dengan total nilai emisi sekitar Rp10 triliun.
Menurutnya BRI Danareksa Sekuritas juga turut berperan penting sebagai finansial advisor pada beberapa proyek strategis di Indonesia. Di antaranya rencana implementasi kemitraan strategis Bandara International Kualanamu dengan PT Angkasa Pura II, dan kerja sama transaksi divestasi jalan tol Trans Jawa dengan PT Waskita Tollroad, anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), yang melibatkan Indonesia Investment Authority (INA).
“Di sisa tahun 2022, BRI Danareksa Sekuritas juga masih memiliki beberapa mandat penerbitan Obligasi, IPO dan sebagai financial advisor,” ungkapnya dalam keterangan resmi Jumat (9/9/2022).
Sebagai informasi, BRI Danareksa Sekuritas juga mampu mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada kinerja bisnis Investment Banking selama satu tahun terakhir dengan kenaikan sebesar 45 persen. Hal itu berkat transaksi rights issue BRI di mana total emisi yang dibukukan mencapai Rp95,9 triliun.
Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga berhasil menjadi penjamin emisi dalam aksi korporasi Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) saham PT Dayamita Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dengan total dana publik yang sukses dihimpun mencapai Rp18.8 triliun atau salah satu yang terbesar dalam sejarah Bursa efek Indonesia (BEI).
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Investment Banking BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan mengatakan, pihaknya memiliki beberapa mandated deals yang saat ini tengah dipersiapkan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan target timeline akhir tahun 2022 dan kuartal I/2023.
"Perusahaannya datang dari beragam sektor, baik dari sektor energi, finansial, komoditas, hingga startup company," kata Kevin kepada Bisnis, Kamis (8/9/2022).
Namun, dari perusahaan-perusahaan tersebut, belum ada perusahaan BUMN yang akan dibawa melantai ke bursa hingga akhir 2022.
"Sepanjang pengetahuan kami, belum ada pipeline dari perusahaan BUMN yang akan melantai di BEI di akhir tahun 2022," ujarnya.
Adapun, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, terdapat 23 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI hingga awal September 2022.
Total emisi dari 23 calon perusahaan tercatat tersebut mencapai total Rp9,5 triliun. "Beberapa di antara perusahaan tersebut menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun," kata Nyoman, dikutip Sabtu (3/9/2022).