Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan terdapat 43 calon emiten yang bakal melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offer (IPO), terdapat 33 persen di antaranya bakal dilaksanakan tahun depan.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menerangkan sampai dengan 21 November 2022, terdapat 43 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp47,2 triliun.
"Dari 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham, ada sekitar 33 persen yang merencanakan pencatatan di tahun 2023. Sedangkan sisanya berencana dicatatkan tahun 2022," jelasnya, Senin (21/11/2022). Dengan begitu ada 14 emiten yang bakal IPO pada 2023.
Berdasarkan sektor usahanya, terdapat 7 Perusahaan dari sektor konsumer siklikal, 6 perusahaan dari sektor teknologi, 5 perusahaan dari sektor energi, 4 perusahaan dari sektor industrial, 4 Perusahaan dari sektor transportasi, dan 4 Perusahaan dari sektor kesehatan.
Selain itu, terdapat 4 perusahaan dari sektor properti, 3 perusahaan dari sektor infrastruktur, 2 perusahaan dari sektor finansial, 2 perusahaan dari sektor konsumer non-siklikal, dan 2 perusahaan dari sektor basic materials.
Berdasarkan data tersebut, perusahaan pada sektor konsumer siklikal, technology, dan energy paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.
Baca Juga
"Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun yaitu 2 perusahaan pada sektor energi dan 1 perusahaan pada sektor financials," terangnya.
Saat ini terdapat 4 perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP), PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) dan PT Personel Alih Daya Tbk (PADA).
Sampai dengan tanggal 21 November 2022, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah 54 perusahaan.