Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia akan berdampak pada kinerja instrumen reksa dana di sisa tahun 2022. Meski demikian, sejumlah peluang pada instrumen ini juga masih dapat dicermati investor.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan kenaikan suku bunga Bank Indonesia pada pekan ini akan menimbulkan efek yang beragam pada pasar reksa dana.
Ia memaparkan, kenaikan suku bunga akan berimbas pada fluktuasi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini akan turut mempengaruhi kinerja reksa dana saham yang diprediksi tetap volatil hingga akhir tahun 2022.
“Sementara, kinerja reksa dana pasar uang dinilai masih cukup stabil hingga akhir tahun. Hal tersebut mengingat tingkat kinerja jenis reksa dana ini yang akan mengikuti kenaikan suku bunga acuan,” katanya saat dihubungi pekan ini.
Di sisi lain, Guntur mengatakan dalam jangka pendek reksa dana berbasis obligasi berpotensi untuk melemah. Koreksi tersebut terutama untuk reksa dana obligasi dengan aset dasar Surat Utang Negara atau SUN.
Meski demikian, ia masih melihat adanya peluang investor untuk masuk pada instrumen ini.
Baca Juga
“Jika dilihat dengan laju kenaikan suku bunga, seharusnya entry point yang bagus untuk investor yang mau berinvestasi di reksa dana obligasi, karena secara keseluruhan potensi upsidenya lebih banyak dari potensi downside,” jelasnya.
Adapun, Guntur juga mengingatkan investor untuk masuk ke instrumen yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko masing – masing. Investor juga perlu berpikir untuk jangka panjang karena investasi pada reksa dana bukanlah spekulasi.
Selain itu, investor juga wajib memahami jenis - jenis dan karakter produk reksa dana sebelum berinvestasi. Kemudian, investor juga dapat mengenali manajer investasi yang melakukan pengelolaan dananya.