Bisnis.com, JAKARTA – Investasi pada reksa dana pendapatan tetap dinilai akan kembali menarik seiring dengan mulai terbatasnya potensi kenaikan suku bunga.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menjelaskan, potensi koreksi pada reksa dana pendapatan tetap hingga akhir tahun masih cukup terbuka. Meski demikian, ia melihat koreksi tersebut akan lebih terbatas dibandingkan periode sebelumnya.
“Terbatasnya pelemahan ditopang oleh kenaikan tingkat suku bunga oleh The Fed yang diprediksi tidak akan seagresif sebelumnya,” jelasnya saat dihubungi, Senin (7/11/2022).
Ia melanjutkan, terdapat sejumlah sentimen positif yang dapat menopang pergerakan reksa dana pendapatan tetap. Menurutnya, kondisi makro perekonomian di Indonesia masih cukup baik begitu juga tingkat kenaikan inflasi yang masih terkontrol akan berpengaruh positif terhadap pasar obligasi Indonesia dan reksa dana berbasis aset tersebut.
Selain itu, indikator makro ekonomi Indonesia lainnya juga dinilai masih cukup kondusif di tengah tekanan global. Guntur mengatakan, neraca perdagangan Indonesia sejauh ini masih berada dalam kondisi surplus yang ditambah dengan nilai tukar yang relatif masih cukup kuat jika dibandingkan dengan negara lainnya.
Seiring dengan hal tersebut, Guntur menilai potensial upside untuk berinvestasi di reksa dana berbasis obligasi lebih besar dibandingkan potensi downsidenya. Meski demikian, ia mengingatkan investor untuk tetap memilih produk investasi sesuai dengan profil risiko masing – masing.
Baca Juga
Selain itu investor juga perlu mempertimbangkan strategi yang tepat di tengah fluktuasi pasar. Menurutnya, strategi seperti dollar cost averaging dapat diterapkan oleh investor pada kondisi seperti saat ini.
Dollar cost averaging yakni melakukan investasi reguler dan lebih kecil sepanjang tahun, bukan sekaligus. Secara tradisional, investor telah menerapkan strategi ini pada saham, tetapi para ahli mengatakan hal ini juga dapat menerapkannya pada investasi di reksa dana.
Guntur juga mengimbau investor untuk selalu berpikir jangka panjang dalam berinvestasi. Hal tersebut karena berinvestasi di reksa dana, termasuk reksa dana berbasis obligasi bukan sekadar spekulasi.
“Yang paling penting, selalu pahami jenis-jenis dan karakter produk serta risiko di masing - masing jenis reksadana sebelum berinvestasi. Kenali pula manajer investasinya yang melakukan pengelolaan dana,” pungkasnya.