Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Rebound, Investor Tutup Kuping Suku Bunga Mau Naik

Wall Street menguat pada akhir sesi perdagangan Sabtu pagi WIB dan mengabaikan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve (Fed) tentang kenaikan suku bunga.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street menguat pada akhir sesi perdagangan Sabtu pagi WIB karena investor mencerna data ekonomi terbaru didorong kenaikan saham defensif dan mengabaikan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve (Fed) tentang kenaikan suku bunga.

Dikutip dari Antara, Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 0,59 persen menjadi 33.745,69 poin. Indeks S&P 500 bertambah 0,48 persen menjadi 3.965,34 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik tipis 0,01 persen menjadi 11.146,06 poin.

Kelompok saham defensif memimpin dengan sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor utilitas dan real estat masing-masing terdongkrak 2,0 persen dan 1,29 persen, melampaui yang lainnya. Sementara itu, sektor energi dan komunikasi masing-masing turun 0,9 persen dan 0,35 persen, hanya dua kelompok yang menurun.

Untuk minggu ini, Indeks Dow Jones turun kurang dari 0,01 persen, Indeks S&P 500 turun 0,7 persen dan Indeks Nasdaq turun 1,6 persen.

Keuntungan pasar terjadi meskipun banyak data ekonomi yang lesu. National Association of Realtors melaporkan Jumat (18/11/2022) bahwa penjualan rumah yang ada (existing home) di AS turun 5,9 persen pada Oktober, turun selama sembilan bulan berturut-turut, karena lonjakan suku bunga KPR dan harga tinggi mendorong pembeli keluar dari pasar.

Di tempat lain The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan Indeks Ekonomi Utama AS turun selama delapan bulan berturut-turut pada Oktober, "menunjukkan ekonomi mungkin dalam resesi."

Pemimpin The Fed Boston Susan Collins mengatakan bahwa dengan sedikit bukti tekanan harga berkurang, The Fed mungkin perlu memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi ketika berupaya mengendalikan inflasi.

Pada Kamis (17/11/2022) Presiden The Fed St Louis James Bullard memicu penurunan ekuitas ketika dia mengatakan The Fed perlu terus menaikkan suku bunga karena pengetatannya sejauh ini "hanya berdampak terbatas pada inflasi yang diamati."

Dengan Collins dan kemudian Bullard "kami memiliki pembicaraan yang sangat hawkish, tetapi pasar benar-benar mengambilnya dengan tenang," kata Keith Lerner, co-chief investment officer di Trust Advisory Services. "Itu belum memukul pasar ke sisi negatifnya seperti di masa lalu."

"Pasar berada dalam sedikit pola bertahan" jelang data ketenagakerjaan dan ekonomi lainnya, kata Ekonom dan Ahli Strategi Portofolio New York Life Investments, Lauren Goodwin, seperti dikutip dari Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper