Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Turun 2 Hari Beruntun, Hawkish The Fed Belum Berakhir

S&P 500 dan Nasdaq 100 yang padat saham teknologi turun untuk sesi kedua berturut-turut.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York parkir di zona merah pada akhir perdagangan Kamis (17/11/2022) waktu setempat karena Federal Reserve menegaskan tekad mereka untuk tetap gigih berjuang dengan suku bunga tinggi dalam rangka mengendalikan inflasi.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (18/11/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,02 persen atau 7,51 poin ke 33.546,32, S&P 500 melemah 0,31 persen atau 12,23 poin ke 3.946,56, dan Nasdaq ambles 0,35 persen atau 38,70 poin ke 11.144,96.

S&P 500 dan Nasdaq 100 yang padat saham teknologi turun untuk sesi kedua berturut-turut. Komoditas dari minyak hingga tembaga turun, sementara dolar menghentikan penurunan dua hari.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik setelah Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan pembuat kebijakan harus menaikkan suku bunga setidaknya 5 persen hingga 5,25 persen untuk mengekang inflasi.

Dia juga memperingatkan tekanan keuangan lebih lanjut ke depan. Dengan inflasi yang baru mulai mereda dan ukuran penjualan ritel AS meningkat pada laju tercepat dalam delapan bulan. Pernyataan The Fed dalam beberapa hari terakhir telah menekankan bahwa mereka perlu melangkah lebih jauh untuk memadamkan tekanan harga.

Komentar Bullard datang sehari setelah Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan jeda dalam kenaikan suku bunga "di luar meja". Nada hawkish mereka digaungkan oleh Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada Kamis sore.

“Kesimpulannya adalah bahwa Fed mengikuti buku pedoman yang sama yang mereka miliki sekarang untuk waktu yang lama,” kata Johan Grahn, kepala ETF di Allianz Investment Management.

Grahn menilai Ketua Fed Jerome Powell terus-menerus menegaskan kembali sikap hawkishnya untuk menjaga pasar, sehingga reli setelah data inflasi yang lebih lemah bukanlah yang ingin dilihat oleh pejabat bank sentral.

“Ini adalah a game of chicken antara ekonomi, pasar, dan The Fed saat ini. Dan kebanyakan orang, menurut saya, akan bijaksana untuk percaya bahwa Fed pada akhirnya akan menang.” kata Grahn.

Pada Kamis, data baru yang menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS tercatat di bawah perkiraan semakin menggarisbawahi kekuatan pasar tenaga kerja AS. Suku bunga hipotek AS membukukan penurunan mingguan terbesar sejak 1981 dengan singkat meningkatkan sentimen, meskipun kepala ekonom Freddie Mac mengatakan ada jalan panjang di depan untuk pasar perumahan.

Sejumlah laporan laba emiten masuk setelah pasar ditutup pada Kamis. Applied Materials Inc., produsen peralatan manufaktur chip terbesar, memberikan perkiraan penjualan yang lebih baik dari yang dikhawatirkan untuk periode saat ini. Sementara itu, saham Gap Inc. melonjak setelah penjualan dan laba kuartalannya melampaui perkiraan Wall Street.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper