Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar menilai rencana perpanjangan jam perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) harus diperhitungkan dengan matang.
Terbaru, BEI mengungkapkan ada rencana penambahan jam perdagangan sahamdi Bursa menjadi lebih awal yakni dari pukul 08.00 WIB atau memperpanjang waktu penutupan menjadi pukul 17.00 WIB.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menaruh ragu terhadap rencana untuk mendongkrak tingkat likuiditas pasar tersebut. Menurutnya, penambahan jam perdagangan Bursa belum tentu memberikan peningkatan produktivitas di lantai bursa.
Menurut Liza, Bursa mesti dengan hati-hati mempertimbangkan rencana penerapan perpanjangan waktu perdagangan karena dengan bertambahnya jam perdagangan juga berarti ada penambahan pengeluaran terhadap biaya operasional.
”Belum tentu menambah produktivitas dan hasil, harus diperhitungkan untung atau ruginya matang-matang,” katanya saat dihubungi, Senin (16/6/2025).
Mengenai tujuan perpanjangan jam perdagangan untuk menambah likuiditas pasar, Liza justru menekankan pada peran Danantara yang santer disebut sebagai liquidity provider.
Baca Juga
”Apa kabar Danantara yang mau jadi liquidity provider? Bagaimana rencana kerja strategis mereka dalam meningkatkan likuiditas pasar?” katanya.
Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta justru memandang bahwa perpanjangan jam perdagangan Bursa adalah suatu hal yang penting. Menurutnya, ini tidak hanya bisa menarik investor dari Asia, juga bahkan dari Eropa.
Dia percaya, dengan perpanjangan jam perdagangan, hal ini dalam jangka panjang bakal memperlihatkan dampaknya terhadap pasar modal Indonesia.
”Yang paling penting adalah BEI secara konsisten bisa berinovasi dalam menghasilkan berbagai kebijakan yang memang sifatnya bisa meningkatkan likuiditas pasar kita,” katanya saat dihubungi, Senin (16/6/2025).
Akan tetapi, Nafan memberikan catatan berupa penguatan infrastruktur di bidang pasar modal. Tidak hanya terbatas pada perpanjangan jam perdagangan, namun Bursa harus bisa memastikan bahwa para investor domestik dan internasional bisa mendapatkan kemudahan dalam transaksi di pasar modal.
"Karena tujuannya kan untuk meningkatkan likuiditas, otomatis infrastruktur pasar modal tanah air harus mumpuni, harus mendukung," katanya.
Adapun Bursa Efek Indonesia tengah merancang penambahan jam perdagangan saham di Bursa. Pihak manajemen BEI masih melakukan kajian mengenai hal itu.
"Kami sedang melakukan kajian tentang hal ini [penambahan jam perdagangan]. Kalau sudah beres, nanti kita infokan hasilnya," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy kepada Bisnis pada Senin (16/6/2025).
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, opsi penambahan jam perdagangan sedang dalam kajian Bursa. Hal ini ditujukan guna pendalaman pasar hingga mendongkrak likuiditas.
"Latar belakangnya adalah bahwa kita perlu melakukan pendalaman pasar, meningkatkan likuiditas, dan utamanya memberikan layanan yang lebih baik kepada seluruh segmen investor," kata Jeffrey.
Dilansir dari Bloomberg, pertimbangan BEI untuk memperpanjang jam perdagangan itu juga sebagai upaya untuk menarik minat investor asing.
Opsi memulai perdagangan pada pukul 08.00 WIB bertujuan untuk menarik minat investor Asia. Sementara, opsi memperpanjang waktu penutupan menjadi 17.00 WIB untuk menjangkau lebih banyak para investor dari Eropa.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Kajian penambahan jam perdagangan itu diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu tiga bulan ke depan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.