Bisnis.com, JAKARTA - Perampingan karyawan atau PHK yang tengah terjadi di bisnis rintisan teknologi termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dinilai dapat membawa perusahaan berbalik profit atau mencetak laba bersih dalam waktu 5 tahun mendatang.
Tren perampingan organisasi memang marak terjadi belakangan. Bukan hanya startup yang melakukan perampingan, perusahaan-perusahaan raksasa global sekelas Amazon, MetaPlatform, Twitter hingga Apple juga melakukan hal serupa.
Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Pradana menerangkan perampingan banyak dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang sulit akibat perang, inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. Di sisi lain, startup masih menggantungkan pendanaan dari investor yang justru saat ini semakin berhati-hati dalam berinvestasi.
Berbagai faktor itu memaksa startup beradaptasi sehingga muncul fenomena efisiensi karyawan sebagai sesuatu yang tak terhindarkan.
“Meskipun fenomenanya mengglobal dan terjadi di banyak sektor, akan tetapi tantangannya tentu berbeda satu dengan yang lain. Kalau untuk kasus startup yang jelas adalah besar pasak daripada tiang, sehingga untuk bisa tetap kompetitif dan sustainable di tengah ancaman ekonomi butuh pendekatan disiplin soal pendapatan dan cost,” terangnya dalam keterangan Jumat (18/11/2022).
Terkait dengan perampingan yang terjadi di dunia startup terutama di dalam negeri, Raditya menilai masalahnya terletak pada tingkat monetisasi terutama take rates masih rendah. Di saat yang sama anggaran promosi, iklan dan overhead cost yang lain masih besar.
Baca Juga
Salah satu overhead cost lain yang besar adalah komponen upah, gaji dan benefit atau tunjangan. Raditya mencatat startup-startup yang bergerak di bidang e-commerce maupun ride hailing di Indonesia kebanyakan memiliki beban gaji yang nilainya mencapai 103 persen dari pendapatan.
“Karena besar pasak daripada tiang, maka perusahaan perlu mencermati struktur cost-nya, di-review dan dirasionalisasi. Semua harus dilihat dari kacamata daya saing dan produktivitas. Rasionalisasi biaya harus diimbagi dengan peningkatan daya saing dan produktivitas” tambah Raditya.
Di sisi lain, produktivitas artinya jumlah pendapatan yang dihasilkan karyawan pun juga bisa meningkat sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan daya saing.
“Kita tak bisa tutup mata soal produktivitas karena itu penting untuk daya saing dan kesehatan bisnis. Bagaimana pun juga startup tetaplah bisnis dan harus punya orientasi profit, karena dengan profit nilai perusahaan bisa ditingkatkan sehingga dapat memberi maslahat untuk banyak pihak. Kalau untung kan bisa bagi dividen, bisa rekrut karyawan dan ekspansi dan bayar pajak. Itulah mengapa profit matters” pungkas Raditya.
Lebih lanjut, Raditya juga menyampaikan perampingan tidak selalu menjadi momok menakutkan. Alasannya, perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya sehingga harapannya GOTO segera bisa mendapatkan untung setidaknya dalam periode 5 tahun dari sekarang.
“Saya rasa, saat ini bisa menjadi turnaround moment bagi emiten-emiten teknologi tak terkecuali GOTO,” Tegas Raditya.
Satu per satu perusahaan teknologi mulai merampingkan organisasi. Setelah Shopee dan Grab kini giliran GOTO yang melakukannya.
Ketiga platform digital terkemuka ini mendesain ulang organisasi, meninjau kembali bisnis dan menghitung secara cermat jumlah karyawan untuk mencapai komposisi yang ideal.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hari ini, Jumat (18/11/2022) mengumumkan perampingan organisasi dan membetot perhatian banyak pihak. Kepada sejumlah media, manajemen mengemukakan sedikitnya tiga alasan utama.
Pertama, antisipasi situasi ekonomi tahun mendatang yang bakal makin berat. Kedua, efisiensi agar organisasi dapat bertumbuh secara sehat. Ketiga, mencapai kemandirian dalam finansial sehingga ketergantungan terhadap pendanaan investor bisa berkurang signifikan.
“Situasi ekonomi global ke depan sangat menantang dengan adanya banyak faktor eksternal yang berada di luar jangkauan kami. Agar perusahaan bisa menghadapinya dan tetap tumbuh sehat dalam melayani konsumen dan para mitra ekosistem, kami harus fokus pada hal-hal yang bisa kami kontrol sendiri. Salah satunya efisiensi. Perampingan organisasi adalah keputusan sulit yang diambil setelah melakukan serangkaian efisiensi dan penghematan lainnya. Kami pada akhirnya harus mengambil pilihan yang sangat berat ini,” kata Nila Marita, Chief of Corporate Affairs Grup GOTO dalam penjelasan tertulisnya, Jumat (18/11).
Agenda mengencangkan ikat pinggang telah diimplementasikan sejak tahun lalu dan makin intensif diterapkan selama 6 bulan terakhir. Program ini juga terus dievaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitasnya.
Mulai dari mengurangi perjalanan dinas, memangkas biaya promosi dan marketing, tidak memperpanjang kontrak pekerja paruh waktu yang berakhir masa tugasnya, hingga menghentikan rekrutmen baru.
Perampingan diperkirakan berdampak pada 12 persen karyawan tetap Grup GoTo. Pihak manajemen GOTO memastikan proses perampingan berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Selain memberikan hak karyawan terdampak di atas ketentuan ketenagakerjaan, kami juga memberikan kompensasi tambahan 1 bulan gaji, serta menyiapkan paket non finansial dengan harapan dapat meringankan beban karyawan dalam melewati masa sulit ini. Antara lain menjadikan laptop sebagai hak milik karyawan, program konseling karir, keuangan dan psikologi selama 6 bulan ke depan serta menjembatani karyawan terdampak dengan industri yang membutuhkan talenta baru, terutama partner bisnis GOTO yang mencapai ratusan perusahaan,” kata Nila.