Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kredit Rumah Merangkak, Grup Ciputra Justru Tekan Harga

Harga rumah tapak mulai meningkat berdasarkan data Bank Indonesia. Akan tetapi, Grup Ciputra berupaya tekan harga agar tidak setinggi inflasi.
Tengara atau landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk.
Tengara atau landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga rumah tapak mulai meningkat berdasarkan data Bank Indonesia. Akan tetapi, Grup Ciputra berupaya tekan harga agar tidak setinggi inflasi.

Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan adanya peningkatan harga properti residensial atau rumah tapak hingga 1,65 persen secara year-on-year (yoy) pada akhir tahun 2022. PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menyebut adanya kenaikan properti disebabkan oleh inflasi, tetapi para pengembang masih berupaya menekan harga jual.

Direktur Ciputra Harun Hajadi mengakui adanya kenaikan harga properti memang disebabkan oleh inflasi. Selain itu, beranjak naiknya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) juga mengurangi permintaan atau demand dari konsumen.

 “Tetapi, pengembang berusaha untuk menahan harga jual, dengan demikian kenaikan harga properti tidak setinggi inflasi,” ujar Harun kepada Bisnis pada Rabu (16/11/2022).

Harun menambahkan permintaan runah tapak masih cukup kuat hingga saat ini. Hal ini lantaran properti adalah kebutuhan primer. Terlebih lagi mayoritas konsumen CTRA adalah pengguna langsung dan bukan investor ataupun spekulator.

Mengenai prospek tahun depan, Harun mengatakan CTRA masih optimistis sektor properti dapat mencetak kinerja positif. Hal ini juga didukung dengan kemungkinan tingginya inflasi dapat mulai terkendali pada tiga bulan pertama tahun 2023.

“Menurut saya, inflasi akan mulai terkendali di kuartal pertama 2023, dan akan diikuti dengan turunnya suku bunga di kuartal kedua,” ujar Harun.

Pada kuartal III/2022, CTRA mampu membukukan pendapatan bersih Rp7,22 triliun atau naik 8,02 persen dari Rp6,64 triliun secara year-on-year. Pendapatan CTRA terdiri dari penjualan bersih yang meningkat 7,64 persen menjadi Rp5,86 triliun, dan pendapatan usaha yang meningkat 13,48 persen menjadi Rp1,36 triliun.

Adapun penjualan bersih CTRA terdiri dari kaveling, rumah hunian dan ruko, kantor, dan apartemen. Sementara pendapatan usaha terdiri dari pusat niaga, rumah sakit, hotel, sewa kantor, lapangan golf, dan lain-lain.

Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) dari BI memperkirakan harga properti residensial akan meningkat secara terbatas 1,65 persen pada semester II/2022. 

Proyeksi ini dilatarbelakangi adanya peningkatan harga properti residensial yang masih berlanjut hingga kuartal III/2022. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) menunjukkan kenaikan 1,94 persen pada kuartal III/2022 secara yoy. Angka ini lebih tinggi dari 1,66 persen pada semester I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper