Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu mitra distribusi penjualan Sukuk Tabungan (ST) seri ST009, PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) meyakini penawaran seri terbaru ini akan berjalan sesuai target. Bank Danamon menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 30 persen dibandingkan seri pendahulunya.
Ivan Jaya, Head Consumer Funding & Wealth Business Bank Danamon, mengatakan pihaknya menargetkan penjualan ST009 sebesar Rp200 miliar. Jumlah tersebut naik 30 persen dibandingkan penjualan Bank Danamon pada seri ST sebelumnya, yaitu ST008.
Ivan memaparkan, penerbitan ST009 saat ini dengan imbal hasil 6,15 persen akan atrakif bagi investor. Level kupon 6,15 persen tersebut juga merupakan bawah ST009 dan akan bergerak mengambang bergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia ditambah 140 basis poin dengan periode observasi setiap 3 bulan.
“Menurut pandangan kami, dalam beberapa bulan ke depan BI masih berpotensi meningkatkan 7 days reverse repo rate, sehingga akan turut meningkatkan imbalan ST009 ini,” jelas Ivan saat dihubungi, Senin (14/11/2022).
Ia melanjutkan, di tengah tren kenaikan suku bunga, fitur imbalan floating with floor akan menjadi daya tarik minat investor berinvestasi. Selain itu, keamanan investor juga terjamin karena pokok dan imbalan ST009 dijamin oleh Undang Undang.
Adapun, nasabah Bank Danamon yang berminat dapat langsung melakukan investasi ST009 secara online melaluiaplikasi DBank-PRO. Selain transaksi ST009, keunggulan lain yang dimiliki D-Bank Pro adalah nasabah bisa bertansaksi valas dengan nilai tukar yang kompetitif.
Baca Juga
Sebelumnya, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memaparkan, minat investor terhadap ST009 akan cukup positif. Hal tersebut salah satunya ditopang oleh kupon mengambang atau floating wuth floor yang ditawarkan instrumen ini.
“Dengan ekspektasi suku bunga masih akan naik setidaknya sampai dengan kuartal I/2023, kami melihat ST009 masih sangat menarik bagi investor ritel,” jelasnya.
Selain tingkat kupon yang masih berpeluang naik, prospek ST009 juga didukung oleh likuiditas rupiah yang masih relatif mencukupi. Sehingga, investor pun akan mencari instrumen–instrumen investasi yang aman dengan potensi return optimal.