Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Senin (14/11/2022), seiring dengan antisipasi investor menjelang rilis neraca perdagangan dan kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) pekan ini.
Berdasarkan data RTI pukul 15.01 WIB, IHSG ditutup melemah 0,98 persen atau turun 69,81 poin ke posisi 7.019,39 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 7.014,29—7104,76.
Kapitalisasi pasar turun ke Rp9.431 triliun dari Rp9.469 triliun. Terdapat 235 saham menguat, 295 saham berakhir di zona merah, dan 179 saham stagnan.
Penurunan IHSG terutama disebabkan oleh melemahnya indeks sektor teknologi sebesar 2,31 persen, energi turun 0,96 persen, dan finansial turun 0,94 persen.
Sektor kesehatan dan konsumer non-cyclical menjadi segelintir yang menguat dengan kenaikan masing-masing 0,66 persen dan 0,67 persen.
Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi yang paling banyak ditransaksikan yakni secara volume 1,4 miliar lembar dan nilai Rp250,5 miliar. BUMI ditutup parkir di harga Rp180 atau turun 2,70 persen. Selanjutnya, saham NANO diperdagangkan dengan nilai Rp33,4 miliar dan volume 1,1 miliar lembar saham.
Baca Juga
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi saham dengan koreksi terdalam yakni 2,86 persen sehingga parkit di Rp204 per saham.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Astra International Tbk. (ASII) menyusul dengan pelemahan masing-masing 2,41 persen dan 2,33 persen.
Sementara itu, saham big caps yang menguat mencakup UNVR sebesar 1,10 persen sehingga berakhir di harga Rp4.590 per saham dan TPIA naik 0,42 persen ke posisi Rp2.370 per saham.
Pilarmas Investindo Sekuritas melaporkan pelemahan IHSG telah terjadi sejak jeda sesi pertama, sementara bursa regional Asia cenderung bergerak beragam.
Pergerakan bursa Asia seiring dengan pernyataan salah satu petinggi The Fed Christopher Waller yang memperingatkan investor agar tidak terlalu optimistis atas laporan inflasi. Dia mengatakan bahwa bank sentral The Fed masih punya cara untuk pengetatan kebijakan.
“Pasar memandang ini sebagai isyarat bank sentral Amerika Serikat masih memiliki peluang kenaikan suku bunga acuannya meskipun pasar masih bersikap spekulatif kenaikan suku bunganya tidak akan terlalu agresif,” tulis mereka dalam riset harian.
Di sisi lain, pemerintah China mulai melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19 pada minggu lalu. Pasar menilai ini sebagai sinyal positif pada prospek pertumbuhan China karena pemerintah setempat mulai mempertimbangkan fokus ke ekonomi.
“Di dalam negeri, IHSG terimbas sentimen eksternal di mana pasar menanti rilis arah kebijakan moneter Bank Indonesia sehubungan dengan suku bunga acuannya dan rilis data perdagangan Indonesia dalam pekan ini.”