Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan penguatan tertopang oleh tiga sentimen sekaligus, baik domestic maupun internasional.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino menjelaskan setidaknya terdapat tiga sentimen positif domestik bagi pergerakan IHSG pekan ini. Sentimen tersebut ialah surplus neraca perdagangan Oktober yang diprediksi masih akan berlanjut, keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan dan perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika.
“IHSG menguat tipis pada pekan lalu dan pekan ini diprediksi akan melajutkan penguatan tertopang 3 sentimen domestik,” katanya dalam siaran pers, Senin (14/11/2022).
Selain itu, lanjutnya, market pekan ini juga akan tertopang 2 sentimen eksternal berupa ekspektasi Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan keagresifannya dalam menaikkan suku bunga acuan dan harga komoditas.
"Pada Oktober surplus neraca perdagangan diprediksi masih akan berlanjut. Menurut konsensus Bloomberg, surplus neraca perdagangan diprediksi sebesar US$4,5 miliar. Surplus neraca perdagangan diprediksi akan menjadi sentimen cukup positif bagi IHSG dan Rupiah," lanjutnya.
Optimisme penguatan IHSG pekan ini juga akan tertopang keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan. Ia menjelaskan pasca kembali dinaikannya suku bunga acuan di Amerika sebesar 75 bps menjadi 4 persen diprediksi akan membuat Bank Indonesia dalam pertemuan dua hari 16-17 November akan kembali menaikan suku bunga acuan.
Baca Juga
"Menurut konsensus Bloomberg Bank Indonesia diprediksi akan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen."
Selanjutnya, pergerakan IHSG yang positif pada pekan ini juga akan tertopang perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ia menjelaskan data inflasi Oktober yang lebih rendah dari ekspektasi dan memberikan sinyal bahwa inflasi di Amerika sudah melewati masa puncaknya diprediksi akan membuat nilai tukar dolar Amerika teradap mata uang utama lainnya kembali melemah.
Sementara itu, sentimen penopang lainnya dari sisi eksternal yakni ekspektasi Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan keagresifannya dalam menaikkan suku bunga acuan.
"Kalau melihat tren Rupiah yang menguat, US Dolar yang melemah dan ada ekspektasi The Fed tidak agresif, kemungkinannya bisa jadi di bawah konsensus. Konsensusnya masih tinggi. Kalau BI menaikkan suku bunga biasanya tujuannya adalah mencegah pelemahan Rupiah tapi sekarang Rupiahnya berbalik," jelasnya.
Sejalan dengan rilis yang diberikan tersebut, Mino memberikan 10 rekomendasi saham pilihan untuk pekan ini.
Rekomendasi Saham Pilihan Pekan Ini
INCO: Support 6.825 Resist 7.975,
ANTM: Support 1.930 Resist 2.330,
BMRI: Support 9.975 Resist 10.775,
BBCA: Support 8.650 Resist 9.000,
CTRA: Support 920 Resist 980,
EMTK: Support 1.630 Resist 1.860,
SCMA: Support 246 Resist 280,
LPPF: Support 4.700 Resist 5.100,
KLBF: Support 1.960 Resist 2.040 dan
ICBP: Support 9575 Resist 10.025.