Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tertekan pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller yang mengindikasikan keniakan suku bunga lanjutan dan mengerek kembali dolar AS.
Harga emas spot di sesi Asia turun tipis sebesar 10,45 poin seiring dengan menguatnya dolar AS. Mengutip data harga-emas.org harga emas pada perdagangan hari ini, Senin (14/11/2022) terpantau berada di angka US$1.760,33 per ounce.
Mengutip Bloomberg, faktor yang mempengaruhi menurunnya harga emas adalah kondisi The Fed yang disebut akan menghentikan kenaikan suku bunga karena angka inflasi melonjak.
“Pengetatan kebijakan moneter yang agresif tahun ini telah mendorong menaikkan greenback dan membebani logam mulia. Logam mulia, yang dihargai dalam mata uang AS dan tidak memberikan imbal hasil, biasanya memiliki korelasi negatif dengan dolar dan suku bunga,” dikutip Senin (14/11/2022).
Indeks dolar sendiri mengalami peningkatan 0,58 persen ke posisi 106,787 naik 0,62 poin. Peningkatan ini menyusul pernyataan Gubernur Fed Christopher Waller yang disebut sebagai penopang menguatnya dolar AS.
“Kondisi ini akan tetap terus naik dan mereka akan tetap tinggi untuk sementara waktu sampai kita melihat ini inflasi turun lebih dekat ke target kami,” kata Waller di UBS Konferensi Grup AG di Sydney.
Baca Juga
Sementara itu, Monex Investindo Futures dalam risetnya menyampaikan harga emas berpeluang bergerak turun siang ini (14/11) di tengah outlook menguatnya dolar AS.
Pelaku pasar mempertimbangkan pernyataan yang dipandang hawkish oleh Gubernur Fed Christopher Waller dan kegugupan pasar menjelang pertemuan Presiden AS dengan Presiden China di acara G20.
Peluang trading harga emas berpeluang dijual selama bergerak di bawah level resistance di US$1.764, karena berpotensi bergerak turun menguji support terdekat di US$1.752.
"Namun, jika bergerak naik hingga menembus ke atas level US$1.764, emas berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut membidik resistance selanjutnya di US$1.772," papar Monex.