Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan pemerintah berencana menutup pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Apa dampaknya bagi PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)?
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan pencarian untuk energi yang lebih bersih merupakan tujuan yang sangat diinginkan bagi semua. Menurutnya, langkah untuk menuju transisi energi yang mulus adalah langkah yang tepat.
Dengan direncanakannya penutupan PLTU batu bara oleh pemerintah, Dileep melihat emiten berkode saham BUMI ini belum akan mengubah rencana produksi batu bara dalam jangka pendek.
"Dalam jangka pendek, tidak ada efek nyata pada rencana kami yang kami lihat saat ini," kata Dileep kepada Bisnis, Kamis (10/11/2022).
Sementara ini, lanjut dia, BUMI belum menyelesaikan bujet atau panduan anggaran untuk tahun anggaran 2023. Adapun tahun ini, Dileep menuturkan BUMI menargetkan produksi batu bara sebesar 80 juta-85 juta metrik ton.
Sebelumnya, emiten batu bara kongsi Salim Group dan Bakrie Group ini menjadi emiten batu bara dengan produksi terbesar pada 2021. BUMI mencatatkan realisasi produksi batu bara sebesar 78 juta ton.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham BUMI tercatat ditutup menguat 2 poin atau 1,08 persen ke level Rp187 per saham. Saham BUMI memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp64,3 triliun.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah bakal mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada acara puncak KTT G20 pekan depan. Komitmen itu, kata Luhut, menjadi langkah awal Indonesia untuk beralih menuju energi bersih.
Luhut mengatakan terkait dengan upaya mengurangi emisi karbon itu perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keuangan internasional.
"Pada kesempatan yang baik ini di COP 27, saya mengajak semua orang untuk bisa menghadiri puncak acara KTT G20, Presidential Summit di Bali. Kami akan mengumumkan salah satu langkah sukses kami dalam menghentikan operasional pembangkit batubara dan mengubahnya ke pembangkit berbasis EBT," kata Luhut dalam pertemuan COP 27 seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (9/11/2022).
Luhut menilai untuk bisa mengakselerasi target net zero emission (NZE) diperlukan akselerasi sistem dan juga memperkaya framework dalam transisi energi.
PLN akan mempensiunkan PLTU nya secara bertahap. Ini memerlukan kerja bersama karena untuk menjalankan proyek ini butuh investasi yang tidak sedikit.
"Kami sangat terbuka atas kolaborasi dengan para partner dan juga negara tetangga. Kami akan menjelaskan success story kerja sama kami dengan Jepang untuk bisa menurunkan emisi global," kata dia.