Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan harga batu bara global turut menekan saham-saham batu bara. Apalagi, ada rencana Pemerintah Indonesia menyetop pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sehingga mengurangi prospek permintaan batu hitam.
Harga batu bara Newcastle turun 9 poin atau 2,65 persen menjadi US$330 per ton pada Rabu (9/11/2022), mengutip data tradingeconomics. Harga batu bara sempat mencapai puncaknya di level US$457,80 per ton.
Batu bara berjangka Newcastle turun di bawah US$350 per ton, level terendah sejak awal Mei dan turun lebih dari 20 persen dari rekor puncak pada September, di tengah tanda-tanda bahwa pasokan akan cukup untuk memenuhi permintaan musim dingin di Asia dan Eropa.
Larangan Eropa atas impor batu bara dari Rusia sebagai bagian dari sanksi atas invasinya ke Ukraina memberi kesempatan produsen lain, khususnya Afrika Selatan, insentif untuk meningkatkan produksi dan ekspor.
Selain itu, konsumen utama China berjanji untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara tahun ini sebesar 300 juta ton, yang setara dengan jumlah batu bara yang biasanya diimpor China setiap tahun.
Namun, harga batu bara akan tetap tinggi dalam jangka menengah dan panjang, didukung oleh permintaan yang kuat. Badan Energi Internasional (IEA) melihat permintaan batubara global tumbuh sekitar 1 persen dari tahun 2021 menjadi sekitar 8 miliar ton tahun ini, menyamai puncaknya sepanjang masa pada tahun 2013.
Baca Juga
Di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah bakal mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada acara puncak KTT G20 pekan depan. Komitmen itu, kata Luhut, menjadi langkah awal Indonesia untuk beralih menuju energi bersih.
Luhut mengatakan terkait dengan upaya mengurangi emisi karbon itu perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keuangan internasional.
"Pada kesempatan yang baik ini di COP 27, saya mengajak semua orang untuk bisa menghadiri puncak acara KTT G20, Presidential Summit di Bali. Kami akan mengumumkan salah satu langkah sukses kami dalam menghentikan operasional pembangkit batubara dan mengubahnya ke pembangkit berbasis EBT," kata Luhut dalam pertemuan COP 27 seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (9/11/2022).
Sementara itu, Berdasarkan data RTI, hingga 09.12 WIB mayoritas saham yang memiliki PLTU batu bara mengalami koreksi. PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatatkan koreksi terdalam sejauh ini dengan pelemahan 6,627 persen atau 180 poin ke level Rp2.690.
Selanjutnya, emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk (UNTR) terpantau melemah 1.475 poin atau 4,76 persen ke posisi Rp29.550. Saham anggota holding BUMN Tambang, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang terkoreksi 4,64 persen atau 170 poin ke level Rp3.490.
Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga tercatat melemah sebanyak 4,12 persen ke level Rp3.490.
Sementara itu, emiten terkait batu bara lainnya juga tercatat mengalami pelemahan. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tercatat terkoreksi 3,64 persen ke level Rp40.425. Selanjutnya, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) juga terkoreksi 2,16 persen ke level Rp181.
Di tengah pelemahan saham-saham batu bara, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga amblas 1,4 persen atau 98,99 poin menjadi 6.971,08. Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.967-7.070.