Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan entitas Djarum PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli akan melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) besok, Selasa (8/11/2022). Blibli menawarkan sahamnya di publik pada harga Rp450 per saham.
Jika saham Blibli memiliki banyak peminat dan pembeli, Bursa akan menerapkan ketentuan auto rejection atas (ARA) terhadap saham emiten teknologi ini.
Auto Rejection merupakan pembatasan minimum dan maksimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Auto rejection diterapkan untuk memastikan perdagangan saham berjalan dalam kondisi wajar.
Ketika saham berfluktuasi dengan harga tinggi dan menembus batas atas atau bawah, sistem bursa akan menolak 'order' secara otomatis yang ditetapkan oleh BEI. Batas tersebut yang dinamakan auto reject atas dan bawah.
Sebuah saham yang terus menerus mengalami kenaikan, akan dikategorikan ARA. Batasan auto rejection yang berlaku selama pandemi saat ini yakni rentang harga Rp50-Rp200 berlaku ARA 35 persen, lalu rentang harga lebih dari Rp200-Rp5.000 berlaku ARA 25 persen, dan rentang di atas Rp5.000 berlaku ARA 20 persen.
Dengan harga saham Rp450, maka saham BELI akan terkena ARA sebesar 25 persen. Jika dihitung, 25 persen dari 450 adalah 112,5.
Baca Juga
Apabila saham Blibli mengalami ARA, maka harga saham BELI diperkirakan dapat melambung hingga Rp562 per saham.
Adapun BELI melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), dengan melepas 17,7 miliar atau sekitar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Penerbitan saham IPO tersebut dengan harga nominal Rp250 per saham dan harga penawaran Rp450 per saham. Artinya, total dana hasil IPO yang mungkin diraup Blibli mencapai Rp7,99 triliun.