Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) menyambut data perekonomian yang tumbuh signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pada perdagangan Senin (7/11/2022) pukul 11.21 WIB, IHSG naik 0,14 persen atau 9,81 poin menjadi 7.055,34. Terpantau 274 saham naik, 241 saham melemah, dan 161 saham stagnan.
IHSG berbalik menguat setelah cenderung melemah sejak awal perdagangan. Sepanjang pagi ini, IHSG bergerak di rentang 7.011-7.068.
Saham BUMI, BBCA, TCPI menjadi yang paling laris pagi ini, dengan transaksi masing-masing senilai Rp358,4 miliar, Rp266 miliar, dan Rp223,7 miliar.
BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi atau data produk domestik bruto (PDB) bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya tumbuh 1,81 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.091,2 triliun, sedangkan berdasarkan harga konstan mencapai Rp2.976,8 triliun.
Baca Juga
“Ini menandakan bahwa pemulihan Indonesia terus berlanjut dan trennya semakin menguat,” katanya dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 akan tumbuh sangat kuat yakni di atas 5,5 persen yoy, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 5,44 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, perkiraan tersebut datang dengan melihat berbagai indikator seperti mobilitas, indeks penjualan retail, dan Mandiri Spending Index dimana semuanya masih dalam situasi yang positif dan ekspansif.
Terpisah, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tetap bias ke atas. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, pertumbuhan ekonomi nasional masih berada dalam kisaran proyeksi BI yaitu 4,5 persen hingga 5,3 persen.
Pertumbuhan yang diperkirakan terus membaik tersebut, lanjut Perry ditopang oleh peningkatan konsumsi swasta dan investasi, khususnya non bangunan, juga tetap kuatnya ekspor serta daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah melonjaknya inflasi.
Dalam berbagai indikator pada September 2022 dan hasil survei yang dilakukan BI seperti Keyakinan Konsumen, penjualan eceran dan PMI, mengindikasikan bahwa proses pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut.