Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten CPO Panen Cuan, Simak Rekomendasi Saham AALI hingga LSIP

Mayoritas emiten perkebunan yang telah merilis laporan keuangannya membukukan pertumbuhan kinerja pada kuartal III/2022.
Kebun Sawit. /Sinar Mas Agribusiness
Kebun Sawit. /Sinar Mas Agribusiness

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas emiten perkebunan mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih per September 2022.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, mayoritas emiten perkebunan yang telah merilis laporan keuangannya membukukan pertumbuhan kinerja pada kuartal III/2022.

PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) menjadi salah satu emiten dengan lompatan pendapatan dalam 9 bulan 2022. Pendapatan emiten Grup Rajawali Corpora itu meningkat 61,14 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp3,44 triliun.

Selain BWPT, PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) juga mengantongi pertumbuhan pendapatan 51,51 persen menjadi Rp6,74 triliun. Kemudian PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) juga melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 38,58 persen menjadi Rp5,1 triliun.

Kenaikan tersebut berimbas pada pertumbuhan laba bersih TAPG dan SSMS. Laba bersih TAPG tercatat melesat 228 persen menjadi Rp2,33 triliun, sementara SSMS membukukan laba bersih Rp1,55 triliun atau naik 51,96 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) juga mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih triple digit. Hingga kuartal III/2022, laba bersih DSNG melompat 114,75 persen secara tahunan menjadi Rp893,11 miliar.

Kinerja yang dibukukan emiten produsen crude palm oil itu dibukukan di tengah penurunan harga CPO pada kuartal III/2022. Berdasarkan data Bloomberg, harga CPO kontrak teraktif turun 29,95 persen dari posisi 4.939 ringgit per ton pada 30 Juni 2022 ke level 3.460 ringgit per ton pada 30 September 2022.

Terkait hal tersebut, Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora memaparkan kinerja emiten perkebunan hingga kuartal III/2022 masih cukup optimal ditengah tertekannya harga CPO. Hal tersebut utamanya ditopang oleh kebijakan–kebijakan positif yang diambil pemerintah.

“Salah satu yang cukup mempengaruhi menurut kami adalah pembebasan pungutan ekspor yang mengurangi beban perusahaan,” jelasnya saat dihubungi Bisnis Rabu (2/11/2022).

Andhika menuturkan, prospek kinerja emiten perkebunan di sisa tahun 2022 masih positif. Salah satu sentimen yang menopang outlook ini adalah tren harga CPO yang kembali ke level tinggi.

Ia menjelaskan, harga CPO mulai menunjukkan rebound setelah sempat berada di kisaran 3.600 ringgit per ton. Pada awal kuartal IV/2022 ini, harga CPO telah kembali pada kisaran 4.400 ringgit per ton.

Sementara itu, datangnya musim hujan juga akan memicu naiknya harga CPO seiring dengan terhambatnya proses produksi dan distribusi ke pasar.

Secara terpisah, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menambahkan, tren positif harga CPO memberikan ruang untuk emiten perkebunan mendapatkan pendapatan yang lebih optimal di sisa tahun 2022.

“Proyeksi harga ini dipengaruhi oleh outlook bahwa antara pasokan dan permintaan CPO global sudah mengalami keseimbangan,” jelasnya.

Selanjutnya, perpanjangan pembebasan pungutan ekspor CPO US$0 juga menjadi sentimen positif untuk emiten perkebunan. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengurangi beban dan mengejar penerimaan dengan optimal.

Adapun, pembebasan pungutan ekspor CPO tersebut diberlakukan sampai Desember 2022 dengan ketentuan harga belum mencapai US$800 M/T

Untuk rekomendasi saham, Frankie mengatakan investor dapat memilih saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan juga harga yang belum naik signifikan. Ia menuturkan saham saham AALI masih dapat dibeli investor dengan target harga Rp9.400.

“AALI masih cukup menarik meski mencatatkan penurunan pendapatan. Kinerjanya saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 saat harga sahamnya berada di atas level Rp10.000,” imbuh Frankie.

Saham–saham lain yang menjadi rekomendasi Frankie adalah LSIP ddengan target harga di level Rp1.250, SIMP (Rp460) dan TAPG (Rp760).

Sementara itu, Andhika juga merekomendasikan LSIP dengan level support pada Rp1.085 dengan target penguatan menuju Rp1.250. Saham lain yang dapat dicermati investor adalah AALI pada level support Rp8.375 dan target harga Rp10.000.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper