Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Garibaldi Thohir, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencetak kinerja cemerlang sepanjang sembilan bulan 2022 dengan laba melonjak hingga 456 persen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan akhir September 2022, ADMR mencetak pendapatan sebesar US$666,48 juta atau naik sekitar 188 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$231,31 juta.
ADMR mencatat EBITDA operasional yang tinggi hingga US$411 juta pada sembilan bulan 2022, atau naik 318 persen dari US$98 juta sampai akhir September 2021. Laba inti ADMR, yang tidak termasuk komponen non operasional setelah pajak, naik 456 persen menjadi US$292 juta pada sembilan bulan 2022 dari US$52 juta pada sembilan bulan 2021.
Adapun, laba bersih ADMR naik 481 persen menjadi US$284,26 juta pada sembilan bulan 2022 dari US$48,87 juta pada periode yang sama 2021.
"Kenaikan 105 persen pada ASP dan kenaikan 41 persen pada volume penjualan pada sembilan bulan 2022 mendukung kinerja yang tinggi secara historis. Kendati demikian, secara kuartalan, harga rata-rata penjualan [average selling price/ASP] turun 30 persen seiring penurunan permintaan baja global," jelas Presiden Direktur dan CEO ADMR Christian Ariano Rachmat dalam keterangan pers.
ADMR mencatat volume produksi 2,56 juta ton pada sembilan bulan 2022, atau naik 48 persen dari 1,73 juta ton pada periode serupa 2021, dan mencatat rekor tertinggi volume penjualan 2,19 juta ton sampai akhir September 2022, setara dengan kenaikan 41 persen dari 1,55 juta ton pada akhir September 2021.
Baca Juga
"Tahun 2022 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Adaro Minerals yang memulai tahun dengan penawaran saham perdana di awal kuartal dan harga tertinggi tertinggi dalam sejarah pencapaian pada kuartal kedua," ungkap Christian.
Sepanjang tahun ini dan seterusnya ADMR berupaya untuk memenuhi target produksi yang meningkat signifikan dan bersiap mencapai rentang atas panduan perusahaan, yang setara dengan peningkatan produksi lebih dari 40 persen.
"Eksekusi dan efisiensi adalah dua hal yang sedang diimplementasikan di Adaro Minerals. diawali dengan rencana peletakan batu pertama proyek aluminium di awal tahun 2023 sebagai proyek pertama di Kaltara, yang akan menjadi kawasan industri hijau terbesar dunia," imbuhnya.