Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Adaro (ADRO) Ungkap Rencana Ekspansi Adaro Minerals (ADMR)

Bos Adaro Garibaldi Thohir menyampaikan Adaro Minerals yang akan mengolah sumber daya mineral serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan.
Bos Adaro Garibaldi Thohir menyampaikan Adaro Minerals akan mengolah sumber daya mineral serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan.
Bos Adaro Garibaldi Thohir menyampaikan Adaro Minerals akan mengolah sumber daya mineral serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan.

Bisnis.com, JAKARTA — Bos PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Garibaldi Thohir mengungkapkan rencana ekspansi Adaro Minerals atau PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), sebagai salah satu pilar bisnis Grup Adaro.

Direktur Utama dan CEO Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir menyampaikan perusahaan akan berfokus kepada tiga pilar bisnis utama, yakni Adaro Energy, Adaro Minerals, Adaro Green.

"Menandai perjalanan Adaro selama tiga dekade, kini bisnis Adaro bertransformasi menjadi 3 pilar bisnis Adaro Energy, Adaro Minerals, Adaro Green," paparnya saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 Adaro, Kamis (20/10/2022).

Hal itu disampaikan Garibaldi Thohir . Pria yang akrab disapa Boy Thohir itu melanjutkan, Adaro berkomitmen untuk mentransformasi bisnis menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dengan mengembangkan green initiatives jangka panjang

Boy Thohir menjelaskan fokus Adaro dalam pilar yang pertama adalah Adaro Energy, yang membawahi seluruh bisnis yang telah membawa Grup Adaro menjadi salah satu perusahaan energi terbesar.

Kedua, pilar Adaro Minerals yang akan mengolah sumber daya mineral serta aluminium di kawasan industri hijau Kalimantan, yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di dunia. Hal ini merupakan wujud komitmen Adaro untuk mentransformasi bisnis menjadi usaha yang lebih berkelanjutan melalui inisiatif ramah lingkungan.

Pilar baru yang ketiga, adalah pilar Adaro Green yang akan fokus mengembangkan berbagai sumber energi baru dan terbarukan.

"Kami berharap, upaya yang kami lakukan secara berkesinambungan ini akan menjadi awal yang signifikan dari perjalanan transformasi Adaro melalui green initiatives jangka panjang," jelas Boy Thohir.

Menurutnya, dengan model bisnis yang lebih seimbang dan berkelanjutan bagi Grup Adaro, perusahaan dapat terus meningkatkan kontribusi kepada Indonesia, baik melalui pajak dan royalti, hingga mendukung pertumbuhan ekonomi hijau untuk masa depan.

Sementara itu, Adaro Minerals Indonesia menganggarkan sebanyak belanja modal atau capital expenditure (capex) US$1,1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun (estimasi kurs Rp15.000 per dolar AS) untuk pembangunan smelter aluminium di kawasan industri Kalimantan Utara.

Direktur Adaro Minerals Wito Krisnahadi mengatakan dana US$1,1 miliar tersebut akan dibiayai dari ekuitas dan juga pinjaman bank. Wito menyebut saat ini manajemen ADMR sudah berkomunikasi dengan beberapa bank untuk membiayai proyek tersebut.

“Kita saat ini sudah mendapatkan soft commitment dimana bank-bank tersebut sudah stand by untuk ready membiayai proyek ini,” ujar Wito dalam Public Expose 2022 pada Selasa (13/9/2022).

Sementara itu, Direktur Adaro Minerals Heri Gunawan mengatakan selain untuk proyek smelter, ada tambahan untuk capex dalam rangka pengembangan tambang. Hal ini guna meningkatkan kapasitas infrastruktur tambang.

Selain itu, ADMR juga akan menggunakan capex untuk pengembangan tahap awal konsesi tambang yang ada. Heri menyebut ADMR membutuhkan capex untuk pengembangan 3 konsesi tambang.

“Untuk pendanaan sendiri memang kita akan lihat optimal capital struktur yang optimal lah kita akan menggunakan kombinasi debt dan equity,” ujar Heri.

ADMR memang tengah membangun smelter di kawasan industri Kalimantan Utara dengan kemampuan produksi Aluminium hingga 1,5 juta ton per tahun.

Fase pertama pembangunan smelter ditargetkan dapat rampung pada kuartal pertama tahun 2025. Pada fase pertama ini kapasitas produksi smelter ditargetkan dapat mencapai 500.000 ton per tahun.

Sementara untuk fase kedua diestimasikan rampung pada kuartal IV/2026 dengan tambahan kapasitas produksi sebanyak 500.000 ton.

Fase penuh smelter diestimasikan dapat beroperasi pada kuartal IV/2029 dengan tambahan produksi aluminium sebanyak 500.000 ton. Dengan demikian, pada fase penuh smelter ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 1,5 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper