Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barito (BRPT) Cetak Laba US$30 Juta, Star Energy Sumbang Revenue US$278 Juta

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) catat pendapatan bersih sebesar US$1,61 miliar sepanjang semester I/2022. Adapun anak usaha Star Energy menyumbang US$278 juta.
Wisma Barito Pacific, kantor pusat PT Barito Pacific Tbk./barito-pacific.com
Wisma Barito Pacific, kantor pusat PT Barito Pacific Tbk./barito-pacific.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk (BRPT), mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$1,61 miliar sepanjang semester I/2022. Adapun anak usaha Star Energy menyumbang US$278 juta.

Presiden Direktur Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan kinerja perusahaan sepanjang enam bulan pertama 2022 sebagian besar dipengaruhi kondisi makro ekonomi global yang menantang akibat ketegangan geopolitik yang berkelanjutan dan melambatnya aktivitas ekonomi China.

"Meskipun periode ini menantang untuk industri petrokimia, angka konsolidasi kami mencerminkan hasil dari transformasi pilar bisnis kami, karena segmen bisnis panas bumi terus memberikan profil ketahanan dengan memberikan kinerja yang solid," ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).

Agus mengaku pendapatan perusahaan yang naik 4 persen, karena harga jual rata-rata produk petrokimia yang cukup tinggi dan faktor kapasitas yang stabil di segmen energi. Sementara itu, tingkat pengoperasian petrokimia cukup sehat, biaya bahan baku yang tinggi pada akhirnya menyeimbangi kenaikan harga produk, yang menekan pendapatan segmen petrokimia.

Adapun, Ebitda perusahaan mencapai US$263 juta pada enam bulan pertama 2022 yang ditopang oleh kinerja Star Energy Geothermal yang stabil.

“Bisnis energy Perseroan melalui Star Energy Geothermal terus menjadi penopang terhadap volatilitas bisnis petrokimia, yakni memberikan pendapatan sebesar US$278 juta pada semester I/2022, dengan Ebitda sebesar US$231 juta,” paparnya.

Dengan raihan pendapatan tersebut, secara keseluruhan, Barito Pacific membukukan porsi laba bersih US$30,06 juta. Jumlah ini merosot tajam dari tahun lalu mencapai US$244,36 juta.

“Perusahaan juga telah mempertahankan disiplin dalam hal pembiayaan permodalan yang kuat untuk mendukung rencana ekspansi kapasitas ke depan dan mengurangi risiko kenaikan suku bunga,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper