Bisnis.com, JAKARTA — Produsen permen Kopiko dan Astor PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) membukukan kenaikan laba bersih sampai akhir September 2022. Kinerja bottom line MYOR kembali tumbuh setelah sempat terkoreksi pada semester I/2022.
Sepanjang Januari—September 2022, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,91 persen year on year (yoy), dari Rp977,93 miliar tahun lalu menjadi Rp1,08 triliun.
Adapun selama semester I/2022, Mayora melaporkan bahwa laba bersihnya terkoreksi 30,34 persen yoy menjadi Rp668,53 miliar, dari sebelumnya Rp959,80 miliar.
Kenaikan laba ini tidak lepas dari tumbuhnya penjualan selama Januari—September 2022. Mayora mencatat penjualan selama periode ini mencapai Rp22,23 triliun, naik 11,8 persen yoy dibandingkan dengan Rp19,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan domestik sebelum dikurangi retur naik 10,40 persen yoy menjadi Rp12,98 triliun, dari sebelumnya Rp11,76 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor atau offshore sebelum dikurangi retur tercatat naik 13,83 persen yoy sehingga menjadi Rp9,26 triliun, dari sebelumnya Rp8,13 triliun.
Sejalan dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan Mayora naik 18,11 persen dari Rp17,48 triliun pada Januari—September 2021 menjadi Rp14,80 triliun pada Januari—September 2022. Kenaikan terutama disebabkan oleh naiknya beban bahan baku dan pembungkus yang digunakan sebesar 23,04 persen yoy menjadi Rp14,45 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, nilai beban bahan baku dan pembungkus hanya sebesar Rp11,74 triliun.
Baca Juga
Pada 30 September 2022, total aset Mayora naik 12,95 persen yoy menjadi Rp22,49 triliun, dari sebelumnya Rp19,91 triliun. Kenaikan aset sejalan dengan meningkatnya arus kas bersih yang dipakai Mayora untuk investasi, dari Rp587,39 miliar pada tahun lalu menjadi Rp890,13 miliar.
Adapun liabilitas perseroan per 30 September 2022 naik 23,37 persen menjadi Rp10,55 triliun, dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2021 sebesar Rp8,55 triliun. Kenaikan terutama disebabkan oleh naiknya utang bank jangka pendek dari Rp795 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp1,84 triliun per September 2022. Utang obligasi Mayora juga bertambah menjadi Rp1,82 triliun, dari sebelumnya Rp1,03 triliun.