Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan resmi menetapkan hasil penjualan obligasi ritel Indonesia (ORI) seri ORI022 senilai Rp13,01 triliun dengan mayoritas generasi milenial sebagai pembeli.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima pada Selasa (25/10/2022), ORI022 merupakan penerbitan instrumen SBN ritel tradable terakhir di tahun 2022. Selain itu, dengan mempertimbangkan yield SBN di pasar sekunder serta likuiditas di pasar yang cukup ample, ORI022 ditawarkan dengan kupon kompetitif yaitu sebesar 5,95 persen.
Target penerbitan ORI022 lebih rendah dibandingkan dengan SBN ritel sebelumnya. Penurunan target tersebut dilakukan mempertimbangkan proyeksi penurunan kebutuhan pembiayaan APBN seiring membaiknya realisasi penerimaan negara dan optimalisasi belanja negara.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi yang terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan terkait penawaran ORI022.
Penjualan ORI022 kali ini didukung dengan kampanye dan kegiatan edukasi ke masyarakat melalui berbagai kegiatan baik daring, luring, dan hibrid serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di SBN ritel.
“Penerbitan ORI022 tersebut memperoleh tingkat keritelan terbaik sejak penerbitan SBN Ritel tradable secara online,” demikian kutipan keterangan resmi tersebut.
Baca Juga
Pada penerbitan ORI022 kali ini, pemerintah mencatat 39.527 investor yang ikut berpartisipasi, dengan 16.926 pesanan atau 42,8 persen merupakan investor baru. Investor ORI022 tersebar dari seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Rata-rata pemesanan (tingkat keritelan) ORI022 sebesar Rp329,3 juta per investor, lebih baik dibandingkan ORI021 sebesar 445,7 juta per investor. Terdapat 2.962 atau 7,5 persen investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp1 juta.
Berdasarkan jumlah investor, generasi milenial atau rentang kelahiran tahun 1980 – 2000 kembali mendominasi investor ORI022 dengan porsi sebesar 45,6 persen. Menyusul di belakangnya adalah generasi X (1965 – 1979) dengan 30,5 persen investor dan baby boomers (1946 – 1964) dengan porsi investor 20,4 persen.
Selanjutnya, generasi tradisionalis (dibawah 1945) dan generasi Z (diatas tahun 2000) menyumbang porsi investor masing – masing sebesar 1,6 persen dan 1,9 persen.
Meski demikian, secara nominal pemesanan masih didominasi oleh generasi Baby Boomers sebanyak 41,2 persen.
Sementara itu, secara profesi jumlah investor ORI022 didominasi Pegawai Swasta yaitu sebesar 35,2 persen. Menyusul di belakangnya adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga dengan masing – masing sebesar 20,3 persen dan 10,1 persen
Adapun secara nominal, investor yang berprofesi sebagai Wiraswasta masih mendominasi pemesanan ORI022 dengan jumlah 38,6 persen.