Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Turun Tipis, Saham BBRI, BUMI, BBCA Paling Laku

IHSG ditutup turun tipis meskipun cenderung menguat pada awal perdagangan dengan saham BBRI, BUMI, BBCA, TLKM, dan BMRI.
IHSG ditutup turun tipis meskipun cenderung menguat pada awal perdagangan dengan saham BBRI, BUMI, BBCA, TLKM, dan BMRI. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
IHSG ditutup turun tipis meskipun cenderung menguat pada awal perdagangan dengan saham BBRI, BUMI, BBCA, TLKM, dan BMRI. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,07 persen atau 4,66 poin ke level 7.048,38 pada perdagangan Selasa (25/10/2022). Adapun BBRI, BUMI, BBCA, TLKM, dan BMRI menjadi saham yang paling laris pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 245 saham menguat, 283 saham melemah, dan 173 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.032,54-7.108,81. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.391,59 triliun.

Saham BBRI menjadi paling laris pada perdagangan hari ini. Tercatat ada 235,5 juta saham BBRI tersebar dengan nilai transaksi mencapai Rp1,1 triliun. BBRI ditutup naik 2 persen ke level 4.590.

Saham kedua yang paling laris hari ini adalah BUMI dengan nilai transaksi yang mencapai Rp850,9 miliar. Jumlah saham BUMI yang diperdagangkan hari ini mencapai 4,5 miliar saham. BUMI ditutup stagnan pada level 189.

Berikutnya terdapat entitas Grup Djarum, BBCA dengan nilai transasksi sebesar Rp779,9 miliar. Jumlah saham BBCA diperdagangkan sebanyak 88,9 juta. Transaksi tersebut membawa BBCA turun 2,25 persen ke level 8.700.

Dua saham yang paling laris berikutnya adalah TLKM, dan BMRI. Kedua saham BUMN tersebut masing-masing ditutup melemah 0,45 persen dan 0,24 persen.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang memprediksi IHSG kembali menguat pada perdagangan hari ini. Adapun katalis positif untuk IHSG secara eksternal berasal dari kenaikan Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) sebesar 1,34 persen pada hari Senin waktu setempat.

Kenaikan tersebut ditopang oleh rilis laporan S&P Global yang menunjukkan aktivitas bisnis AS bulan Oktober mengalami kontraksi. Hal ini akan semakin memperkuat estimasi investor bahwa The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya.

Selain itu, sentimen positif juga datang dari naiknya EIDO sebesar 0,50 persen serta penguatan harga komoditas nikel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper