Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat, Saham BBRI, BBCA, BUMI Paling Laris

IHSG ditutup menguat seiring dengan moncernya saham BBRI, BBCA, BUMI, dan peningkatan bursa global.
IHSG ditutup menguat seiring dengan moncernya saham BBRI, BBCA, BUMI, dan peningkatan bursa global. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
IHSG ditutup menguat seiring dengan moncernya saham BBRI, BBCA, BUMI, dan peningkatan bursa global. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,50 persen atau 35,27 poin ke level 7.053,04 pada perdagangan awal pekan Senin (24/10/2022). Saham BBRI, BBCA, dan BUMI menjadi yang paling laris pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 301 saham menguat, 245 saham melemah, dan 151 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.036,51-7.092,17. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.413,19 triliun.

Saham BBRI menjadi paling laris pada perdagangan hari ini. Tercatat ada 186 juta saham BBRI tersebar dengan nilai mencapai Rp835,7 miliar. BBRI ditutup naik 1,58 persen ke level 4.500.

Saham kedua yang paling laris hari ini adalah BBCA dengan nilai transaksi yang mencapai Rp791,8 miliar. Jumlah saham BBCA yang diperdagangkan hari ini mencapai 89,4 juta saham. BBCA parkir ke level 8.900 usai naik 2,89 persen.

Berikutnya terdapat entitas Grup Bakrie, BUMI dengan nilai transasksi sebesar Rp596,7 miliar. Jumlah saham BUMI diperdagangkan sebanyak 3,1 miliar. Transaksi tersebut membawa BUMI naik 3,85 persen ke level 189.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyebut IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini seiring dengan tajamnya kenaikan Indeks DJIA sebesar 2,57 persen menyusul statement positif dari pejabat resmi The Fed.

Presiden The Fed San Francisco Federal Reserve President Mary Daly yang mengatakan sudah saatnya untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga guna menghindari pelemahan ekonomi.

Sementara itu, President Chicago Federal Reserve Bank Charles Evans menekankan kembali posisinya bahwa suku bunga sebaiknya dipertahankan pada level sedikit diatas 4,5 persen hingga awal tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper