Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 11 perusahaan dalam proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) jelang penutupan 2022 saat risiko perekonomian meningkat disebabkan inflasi dan kenaikan suku bunga. Sektor mana saja yang menarik dicermati?
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan untuk saat ini, sektor yang dapat bertahan dari guncangan perekonomian global akan diminati oleh investor. Dia kemudian menyebut investor dapat mempertimbangkan saham dari sektor komoditas dan infrastruktur.
Menurutnya sektor infrastruktur menarik lantaran proyek pembangunan masih akan berjalan meski tingkat akselerasinya menurun ditengah ancaman resesi. Sementara sektor komoditas meski memiliki volatilitas yang cukup besar dinilai masih menarik.
Di sisi lain, Nico menyebut sektor teknologi menjadi sektor yang rentan dengan ancaman resesi khususnya bagi emiten yang masih membukukan rugi. Hal ini masih berpotensi diperburuk dengan adanya kenaikan suku bunga acuan.
"Namun, alih-alih nanti mengalami koreksi, selama perusahaan tersebut memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang. Beli merupakan sebuah pilihan dan kesempatan," ujar Nico kepada Bisnis pada Minggu (23/10/2022).
Nico juga memberikan pandangannya terkait dengan sektor properti. Menurut Nico, investor harus mencermati sub sektor daripada calon emiten properti. Hal ini lantaran sub sektor akan mempengaruhi potensi prospek daripada calon emiten.
Baca Juga
Nico mewanti-wanti para investor untuk memilah dan memilih calon emiten yang terbaik. Sebab, tidak semua calon emiten yang akan melantai di bursa memiliki fundamental dan prospek yang menarik di masa depan.
Investor dapat mencermati mulai dari sektor mana yang dinilai menarik. Terlebih lagi sektor yang masuk dalam kerja bisnis pemerintah.
"Hal ini tentu seiring sejalan dengan rencana kerja pemerintah, sehingga meningkatkan peluang karena tentunya, tidak menutup kemungkinan akan adanya insentif yang muncul," ujar Nico.
Kemudian investor dapat mencermati fundamental perusahaan dan prospek bisnisnya. Hal ini termasuk dengan harga yang ditawarkan pada saat IPO.
Terakhir, investor dapat mencermati jaringan dan skala bisnis milik perusahaan yang hendak IPO. Dua hal tersebut nantinya akan menentukan prospek perkembangan bisnis di masa depan.
"Kita ambil contoh seperti metaverse yang diwakili oleh WIRG, atau bisa juga seperti energi terbarukan yang dimana hal ini lagi booming karena pemainnya juga masih belum banyak dalam industri ini," jelas Nico.