Bisnis.com, JAKARTA – Sewindu pemerintahan Jokowi, bursa saham mulai dipenuhi dengan saham-saham teknologi berstatus unicorn seperti Bukalapak, Goto dan Blibli yang maju IPO.
Hari ini, Kamis (20/10/2022), tepat delapan tahun Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia. Selama kepemimpinannya, perusahaan startup yang tumbuh menjadi unicorn mulai percaya diri maju ke pasar modal. Seperti yang dilakukan oleh Bukalapak, Goto, dan Blibli.
Adapun initial public offering (IPO) yang dilakukan oleh PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) pada 6 Agustus 2021 memecahkan rekor pasar modal. BUKA mampu mengumpulkan dana segar mencapai Rp21,9 triliun.
BUKA tercatat aktif melakukan investasi sejak melaksanakan initial public offering (IPO). Beberapa investasi yang dilakukan Bukalapak dipandang memiliki prospek yang menarik.
Nilzon Capital menyebut, dari 12 investasi yang dilakukan Bukalapak sejak IPO, sebagian besar adalah investasi minor kecuali PT Buka Mitra Indonesia (Mitra Bukalapak), Allo Bank, Allo Fresh, dan PT Buka Investasi Digital.
Jejak itu kemudian diikuti oleh PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk maju ke pasar modal. Adapun, total dana yang IPO bersih yang diterima GOTO yakni sebesar Rp13,57 triliun setelah pemotongan biaya pencatatan sebesar Rp153,43 miliar.
Baca Juga
GOTO telah menyuntikkan dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp2 triliun ke Tokopedia. Masih ada sisa Rp2,07 triliun dari target rencana penggunaan dana IPO yang bakal disetor ke perusahaan lokapasar tersebut.
Sementara itu, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebagai pemegang saham berharap kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dapat terus meningkat di tengah kondisi musim dingin teknologi atau 'tech winter'.
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko menuturkan pihaknya berinvestasi di GOTO dengan harapan kinerja GOTO akan terus membaik.
"Kalau kinerja GOTO membaik, maka dividennya akan membaik juga," kata Andri di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Di sisi lain, entitas Grup Djarum yang akan melakukan IPO, Blibli.com pun memiliki saham GOTO dalam portofolionya. Direktur Blibli Eric Alamsjah Winarta menjelaskan, investasi Blibli di GOTO dibuat ketika Gojek Tokopedia belum melakukan merger. Blibli ketika itu berinvestasi ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek.
"Investasi di GOTO itu dibuat waktu mereka namanya Gojek, mereka ada sinergi dengan kita," ujar Eric, di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Dia melanjutkan, dengan berjalannya waktu, bisnis model GOTO juga berubah sehingga, investasi Blibli di GOTO saat ini bisa dianggap sebagai financial investment daripada strategic investment.
Sebagaimana diketahui, dari perkiraan nilai emisi IPO sebesar Rp8,17 triliun, sebanyak Rp5,5 triliun akan digunakan Blibli untuk melunasi utang kepada PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar Rp2,75 triliun, dan ke PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) senilai Rp2,75 triliun.
Sementara itu, sisa dana IPO akan digunakan Blibli dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan. Rinciannya, sekitar 57 persen digunakan oleh Blibli, dan 43 persen akan digunakan untuk PT Global Tiket Network (GTNe).