Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) bakal melakukan aksi korporasi terbesarnya dengan menerbitkan saham baru melalui rights issue, private placement hingga Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan target total nilai transaksi hingga Rp19,49 triliun.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan emiten bersandi GIAA ini, dikutip Kamis (13/10/2022), perseroan bakal melakukan tiga aksi korporasi sekaligus dengan harga nominal dan pelaksanaan yang sama diperkirakan pada rentang Rp182-Rp210 per saham.
"Harga Pelaksanaan final akan ditetapkan setelah Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang penambahan PMN kepada Perseroan sehubungan dengan Transaksi dan Konversi OWK," ungkap prospektus tersebut.
Berdasarkan informasi terbaik yang GIAA peroleh, tanggal penerbitan Peraturan Pemerintah oleh Pemerintah tersebut diperkirakan antara 11 November 2022 sampai 17 November 2022 atau selambat-lambatnya sebelum tanggal efektif Pernyataan Pendaftaran dari OJK.
Aksi pertama, penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan jumlah saham baru sebanyak-banyaknya 68.072.851.377 lembar setara 262,97 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor saat ini.
Penerbitan saham ini menggunakan seri baru dengan nama Seri C, rencananya, nilai nominal yang setara harga pelaksanaan berada pada rentang Rp182 hingga Rp210 per lembar. Dengan begitu, total dana yang mungkin diraup yakni rentang Rp12,38 triliun hingga Rp14,29 triliun.
Baca Juga
Rights issue ini termasuk jatah pemerintah sebesar Rp7,5 triliun yang dikeluarkan sesuai dengan rencana penyertaan modal negara (PMN) ke Garuda yang sudah disetujui pemerintah dan DPR RI.
Aksi kedua, yakni penerbitan saham baru tanpa melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement berupa konversi utang menjadi saham. Dalam aksi ini, GIAA bakal menerbitkan saham baru paling banyak 22.970.514.286 saham.
Adapun, nilai maksimal dari saham baru hasil konversi utang ini sebesar Rp4,2 triliun. Konversi utang ini menjadi bagian dari kesepakatan perjanjian perdamaian PKPU Garuda Indonesia.
Kemudian, emiten yang masih dalam proses kasasi hasil PKPU ini menerangkan rencana konversi OWK senilai Rp1 triliun. Guna mengubahnya menjadi saham baru, nilai konversi Rp1 triliun ini paling banyak setara 20.000.000.000 saham baru yang seluruhnya akan diterbitkan untuk pemerintah RI.
Setelah dilaksanakannya rights issue, yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan private placement, GIAA juga berencana untuk melakukan konversi OWK.
Dengan demikian, setelah dilaksanakannya Transaksi dan Konversi OWK, maka pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk melaksanakan HMETD dapat terdilusi sebesar maksimum 78,86 persen dengan asumsi nilai nominal saham seri C ditetapkan pada batas bawah yaitu pada harga Rp182 per lembar saham.
"Adapun apabila pelaksanaan transaksi PMHMETD dan PMTHMETD serta Konversi OWK dilakukan dengan asumsi nilai nominal saham seri C ditetapkan pada batas atas yaitu pada harga Rp210 per lembar saham, maka pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk melaksanakan HMETD dapat terdilusi sebesar maksimum 76,37 persen setelah dilaksanakannya Transaksi dan Konversi OWK," tulis manajemen.