Bisnis.com, JAKARTA – Emiten minyak dan gas PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA), menjajaki berbagai peluang hilir terkait gas, termasuk menggandeng perusahaan asal Jepang untuk pengembangan blue ammonia sebagai bahan bakar yang lebih bersih.
ESSA tercatat memiliki ruang untuk ekspansi dengan posisis kas yang sehat. Sepanjang Januari-September 2022, ESSA memanfaatkan kas yang lebih tinggi yang dihasilkan untuk menurunkan utang sebesar 32 persen menjadi US$332 juta pada akhir September 2022, dibandingkan dengan US$487 juta pada akhir Desember 2021.
Langkah tersebut telah menghasilkan neraca perseroan yang lebih kuat dengan rasio debt-to-equity saat ini di 0,7 kali.
ESSA, melalui anak perusahaannya PT Panca Amara Utama (PAU), telah melanjutkan studi kelayakan proyek Blue Ammonia sesuai dengan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Japan Oil, Gas, and Metal National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Maret 2021.
PAU selanjutnya telah menandatangani MoU dengan JGC Corporation pada Agustus 2022 untuk mengukur emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di pabrik Amoniak miliknya.
Kolaborasi PAU dengan JGC diharapkan dapat berkontribusi pada penyempurnaan pedoman produksi Amoniak bersih, selangkah lebih dekat lagi dengan Blue Ammonia untuk dunia yang lebih baik dan lebih bersih.
Baca Juga
“Studi kelayakan dan pengukuran GRK diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2023,” ungkap Vinod dalam keterangan pers, Senin (10/10/2022).
Sebagai informasi, pada sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022 dengan pendapatan mencapai rekor US$557 juta atau naik 132 persen yoy dan
Kenaikan pendapatan tersebut membawa laba bersih perseroan melesat 1.183 persen dari hanya US$8 juta pada tiga kuartal 2021 menjadi US$105 juta tahun ini.