Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mendapat restu pemegang saham untuk private placement senilai Rp24 triliun, dengan pembeli utama dari Grup Salim.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Grup Salim milik Anthony Salim masuk ke BUMI melalui dua perusahaan cangkang yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited (TGIL). MEL mengambil 85 persen dari saham yang dilepas BUMI, sementara TGIL mengambil 15 persen sisanya.
MEL memiliki komposisi pemegang saham yang terdiri atas PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan saham 42,5 persen di bawah kendali grup Bakrie. Selanjutnya, terdapat Colver Wide Limited dengan kepemilikan saham 15 persen dan dikendalikan oleh Agoes Projosasmito.
Terakhir, MEL juga dimiliki 42,5 persen sahamnya oleh Mach Energy Pte.Ltd yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini berada di bawah kendali Anthoni Salim.
Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie juga menyebutkan, masuknya Grup Salim juga akan dimanfaatkan BUMI untuk ekspansi ke sektor non-batu bara di antaranya ke industri amonia, sejalan dengan rencana pemerintah dalam program Beyond Coal 2030.
Direktur Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, setelah private placement dilaksanakan maka Salim Group dan Agoes Projosasmito akan memiliki 37,1 persen saham BUMI, sedangkan Bakrie Group memiliki sekitar 21,9 persen.
Baca Juga
Adapun, investor lewat private placement sendiri akan memiliki porsi kepemilikan 58,2 persen, namun akan turun menjadi 54 persen setelah sisa OWK dikonversi penuh.
Dengan dilaksanakannya PMTHMETD ini, maka total ekuitas BUMI juga akan naik 2,9 kali lipat menjadi US$2,38 miliar atau sekitar Rp35,7 triliun.
“Saat ini BUMI divaluasi jauh di bawah peers-nya yaitu sebesar US$1,15 per mt, jauh lebih rendah dari ADRO USR5,63 per mt dan ITMG US$6,73 per mt. Oleh karena itu, kami merekomendasikan BUMI dengan target harga di Rp 305,” jelas Suria.
Kendati diramal naik, pada akhir perdagangan Selasa (11/10/2022), saham BUMI justru kena Auto Reject Bawah (ARB) dengan penurunan 12 poin atau 6,82 persen ke Rp164.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.