Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) membukukan lonjakan laba bersih pada semester I/2022 seiring dengan aksi restrukturisasi utang.
Garuda Indonesia membukukan pendapatan US$878,69 juta atau sekitar Rp13,05 triliun (kurs Rp14.585,84 per dolar AS) per Juni 2022, naik 26,1 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$696,8 juta.
Kenaikan pendapatan terutama berasal dari penerbangan berjadwal senilai US$677,28 juta pada semester I/2022 dari sebelumnya US$556,53 juta.
Sementara itu, beban usaha Garuda mencapai US$1,21 miliar, turun dari sebelumnya US$1,38 miliar. Penyebabnya, beban operasional penerbangan berkurang menjadi US$685,97 juta dari sebelumnya US$769,35 juta.
Namun demikian, Garuda membukukan pendapatan dari restrukturisasi utang US$2,85 miliar dan keuntungan restrukturisasi pembayaran US$1,33 miliar. Pendapatan usaha lainnya pun melonjak menjadi US$4,34 miliar pada semester I/2022, dari sebelumnya beban usaha US$301,71 juta.
Pada tahun 2022, Garuda berhasil merestrukturisasi utangnya yang dimana dituangkan dalam keputusan Homologasi tertanggal 27 Juni 2022.
Keberhasilan restrukturisasi utang tersebut memberikan dampak positif, dimana Garuda mengakui pendapatan dari restrukturisasi utang sebesar US$2,85 miliar.
Baca Juga
"Perusahaan menyesuaikan utang dari kreditur utama terkait Maintenance, Repair and Overhaul (MRO), aircraft manufacturer, lessor pesawat, utang obligasi dan vendor lainnya dengan nilai > Rp 255 juta sesuai dengan putusan Homologasi, yang mengakibatkan keuntungan atas restrukturisasi utang sebesar US$2,85 miliar yang disajikan sebagai keuntungan atas restrukturisasi utang dalam laporan keuangan konsolidasian interim," papar manajemen GIAA dalam laporan keuangan.
Namun, pada tanggal 30 Juni 2022, Garuda masih mempunyai jumlah liabilitas jangka pendek melebihi aset lancarnya sebesar US$1,7 miliar dan defisiensi ekuitas sebesar US$2,3 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak dan lainnya, Garuda tercatat membukukan laba bersih US$3,76 miliar atau sekitar Rp55,88 triliun. Laba bersih itu berbalik dari rugi bersih US$898,65 juta per semester I/2021.