Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Motor Listrik Alva One Indika (INDY) Siap Produksi Bulan Depan

Dalam tahap awal, Indika Energy (INDY) menargetkan kuantitas produksi awal pabrik motor listrik Alva One akan dibatasi sepertiga dari kapasitas maksimal.
Tampilan Alva One pada GIIAS 2022 - Bisnis/Annasa Rizki Kamalina
Tampilan Alva One pada GIIAS 2022 - Bisnis/Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen energi, PT Indika Energy Tbk. (INDY) menargetkan pabrik sepeda motor listrik mereka yang berada di bawah PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) rampung November 2022.

Menurut proyeksi, pabrik kendaraan bermerek Alva One yang baru saja diluncurkan pada GIIAS 2022 tersebut dapat memproduksi sebanyak 100.000 unit sepeda motor listrik per tahun. Pabrik tersebut berukuran 17.600 meter persegi dengan kapasitas produksi 100.000 unit motor per tahun.

"Untuk tahap pertama kami lakukan 1 shift atau sepertiga dari total kapasitas dilakukan. INDY juga melakukan teknik distribusi yang tersentralisasi dan membuat point of sales di beberapa titik," ungkap Head of Investor Relations INDY Ricardo Silaen dalam acara diskusi daring, dikutip Minggu (2/10/2022).

Menurutnya, sepeda motor merek Alva One yang diluncurkan INDY pada GIIAS 2022 disambut baik pecinta otomotif. Dia belum mau merinci berapa jumlah pembelian pre-order yang sudah masuk, tetapi Ardo menilai jumlahnya sudah cukup secara ukuran atau sizeable.

Guna menggenjot penjualan sepeda motor yang mengambil pangsa pasar menengah ke atas dan dibanderol Rp35 juta per unit ini, INDY menyiapkan experience center atau tempat uji coba kendaraan yang berlokasi di SCBD, Jakarta.

Selain itu, INDY juga tengah menyiapkan tempat uji coba di wilayah Bintaro, Bali, dan Surabaya. Dari segi kelebihan, INDY mengklaim Alva One memiliki kecepatan maksimal hingga 90 Km per jam dan kapasitas baterai untuk jarak hingga 70 Km sekali diisi.

"Sepeda motor ini visinya tidak hanya jualan motor, kami ingin membangun ekosistem, melihat downstream, charging station, battery swapping. Indonesia ini untuk infrastruktur EV masih rendah sekali, harus bangun bersama mempercepat adopsi di EV ini," urainya.

Ardo menilai kondisi infrastruktur yang minim menjadi alasan INDY memulai bisnis EV dari sepeda motor, karena infrastruktur pendukungnya bisa lebih independen. Sepeda motor dapat diisi baterainya dari rumah, sementara mobil membutuhkan daya tertentu yang tidak bisa diisi baterai di rumah begitu saja.

"Masih user friendly kondisi Indonesia saat ini, pembangunan infrastruktur PLN, Pertamina charging station, battery swapping akan berkembang," katanya.

Lebih lanjut, INDY menargetkan pendapatan dari bisnis kendaraan listrik bakal menjadi kontributor terbesar setelah bisnis terkait batu bara.

Belanja modal di bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) juga cukup tinggi dengan belanja modal pada PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) produsen sepeda motor listrik Indika senilai US$12 juta atau Rp182,4 miliar (kurs Rp15.200).

Selain sepeda motor listrik, INDY juga baru saja membuat perusahaan patungan bersama Foxconn untuk mengembangkan kendaraan komersial bertenaga listrik, seperti bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper