Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Link Net (LINK) Kantongi Pinjaman Rp1,5 Triliun dari Bank Permata (BNLI)

Pinjaman dari Bank Permata akan digunakan untuk membiayai modal kerja dan mendukung kegiatan usaha Link Net (LINK).
Logo Link Net Tbk. (LINK)./linknet.co.id
Logo Link Net Tbk. (LINK)./linknet.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Axiata, PT Link Net Tbk. (LINK) memperoleh pinjaman dari PT Bank Permata Tbk. (BNLI) sebanyak Rp1,5 triliun.

Corporate Secretary Link Net Johannes menyebut fasilitas pinjaman sebesar Rp1,5 triliun tersebut diberikan dengan jangka waktu mencapai 60 bulan. Adapun pinjaman tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan umum LINK.

"Transaksi dilakukan untuk membiayai modal kerja dan mendukung kegiatan usaha Perseroan , di mana Transaksi tidak memberikan dampak negatif bagi kondisi keuangan Perseroan," ujar Johannes dikutip melalui keterbukaan informasi pada Selasa (27/9/2022).

Dalam informasi tersebut Direksi juga menyatakan bahwa transaksi bukanlah transaksi afiliasi sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/20 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

LINK tercatat membukukan pendapatan Rp2,1 triliun pada semester I/2022. Pendapatan ini turun 2,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,15 triliun.

Pendapatan perseroan yang ditopang oleh broadband internet dan jaringan, televisi kabel, dan lain-lain pada semester I/2022. Pendapatan dari broadband internet dan jaringan perseroan tercatat sebesar Rp1 triliun di semester I/2022.

Sementara itu, pendapatan dari televisi kabel sebesar Rp996,7 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp107 miliar sepanjang enam bulan pertama 2022.

Meski pendapatan turun, laba kotor perseroan naik 0,62 persen menjadi Rp1,72 triliun, dari Rp1,71 triliun yoy.

Meski laba bruto naik, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan anjlok menjadi Rp142 miliar, dari Rp471 miliar yoy. Laba bersih perseroan ini turun 70 persen secara tahunan.

Adapun hingga akhir semester I/2022, jumlah aset perseroan meningkat menjadi Rp10,7 triliun, dari Rp9,74 triliun sepanjang 2021.

Demikian pula dengan jumlah liabilitas yang meningkat dari Rp4,49 triliun di akhir Desember 2021, menjadi Rp5,3 triliun di akhir Juni 2022. Sementara itu, jumlah ekuitas perseroan juga naik dari Rp5,24 triliun di 31 Desember 2021, menjadi Rp5,39 triliun di 30 Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper