Bisnis.com, JAKARTA — Konstituen indeks LQ45 seperti PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menetapkan sejumlah target hingga akhir tahun ini.
Emiten alat berat Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) telah mempersiapkan strategi untuk dapat mencapai target.
Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara K. Loebis mengatakan, pihaknya merevisi proyeksi penjualan alat berat dari 4.800 unit menjadi 5.500 unit untuk keseluruhan penjualan.
“Hal yang mendorong revisi lebih tinggi karena adanya kesanggupan dari principal Komatsu untuk menambah alokasi unit ke Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (22/9/2022).
Di tahun ini, UNTR menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp11 triliun—Rp11,5 triliun yang diprioritaskan untuk pembelian alat berat, dengan rincian Rp9 triliun untuk mining contracting di Pama Persada (PAMA), Rp1,5 triliun untuk tambang emas Agincourt, dan sisanya untuk bisnis sektor lainnya.
Di sisi lain, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) telah merampungkan aksi akuisisi Sanofi melalui PT Aventis Pharma untuk memperkuat bisnis khususnya portofolio produk obat diabetes, kardiovaskular, dan vaksin.
Baca Juga
Lebih lanjut, KLBF melakukan ekspansi bisnis ke Filipina dengan mendirikan joint venture (JV) dengan nama Kalbe Ecossential International Inc (KEI).
Direktur Utama Kalbe Farma, Vidjongtius menjelaskan, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan pada 2022 di kisaran 11—15 persen di tengah tantangan pasar.
“Untuk itu akan dilakukan strategi product mix, seleksi produk sesuai tren pasar, [pembuatan] produk baru, penetrasi baru dan channel baru seperti digital online serta kenaikan harga untuk beberapa produk tertentu,” papar Vidjongtius saat dihubungi Bisnis, Kamis (22/9/2022).
KLBF menyediakan capex senilai Rp1 triliun di tahun ini yang digunakan untuk perluasan kapasitas produksi serta saluran distribusi.
Sebagai informasi, indeks LQ45 sepanjang 2022 hingga Kamis (22/9/2022) membukukan nilai return atau imbal hasil sebesar 10,87 persen, lebih tinggi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 9,69 persen.