Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Founder Gojek di Balik Target 2 Juta Motor Listrik GOTO & TOBA

Salah satu co-founder Kevin Aluwi Gojek tercatat sebagai salah satu petinggi di jajaran Komisaris Electrum, perusahaan patungan GOTO dan TOBA.
PT Gojek Indonesia menggandeng PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) ekosistem motor listrik bertajuk Electrum, Kamis (18/11/2021).
PT Gojek Indonesia menggandeng PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) ekosistem motor listrik bertajuk Electrum, Kamis (18/11/2021).

Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu co-founder Kevin Aluwi Gojek tercatat sebagai salah satu petinggi di jajaran Komisaris Electrum, perusahaan patungan GOTO dan TOBA.

Kevin Aluwi lahir pada 1 September 1986 tersebut merupakan Alumnus University of Southern California-Marshall School of Business, AS.

Kevin mengawali kariernya sebagai Analis Investment Banking di Salem Partners LLC. Setelah itu Kevin kembali ke Indonesia dan bekerja di Merah Putih Inc sebagai Business Development Manager. Pada tahun 2011-2013, Kevin bekerja di Zalora Indonesia sebagai Head of Business Intelligence. Lalu sejak 2013 bersama dengan Nadiem Makariem.

Kevin pun menjabat sebagai CEO Gojek pada 17 Mei 2021 ketika Gojek melakukan merger dengan Tokopedia dan membentuk entitas baru yaitu GoTo. Sebelumnya, Kevin menjabat sebagai Co-CEO Gojek bersama Andre Soelistyo setelah Nadiem Makarim mengundurkan diri pada oktober 2019 untuk menjadi Menteri.

Kevin pun juga mendapatkan penghargaan Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Teknologi Konsumen di 2016 dan Fortune 40 Under 40 pada 2022 oleh Fortune Indonesia.

Adapun pengunduran diri Kevin Aluwi dari posisi strategisnya di GOTO karena ingin fokus dalam mendukung pengembangan kendaraan listrik di Gojek sebagai bagian dari komitmen perusahaan menuju ‘nol emisi’ pada 2030.

Kevin juga akan menjadi bagian dari anggota Dewan Komisaris Electrum, perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama yang fokus pada pembangunan ekosistem kendaraan listrik roda dua yang terintegrasi dan holistik di Indonesia.

"Setelah hampir satu dekade memimpin Gojek, saya merasa ini waktu yang tepat untuk mengambil peran lebih strategis yang tidak bersinggungan langsung dengan operasional sehari-hari. Dalam kapasitas sebagai komisaris nanti, saya akan terlibat di level strategis bersama dengan manajemen GoTo untuk memastikan tercapainya visi dan misi perusahaan," ucap Kevin.

Di saat yang sama, lanjut Kevin, dia juga akan memiliki waktu lebih untuk mengembangkan minat pribadi di bidang teknologi. Kevin menuturkan sangat ingin membangun teknologi yang bermanfaat yang dapat membuat dunia menjadi lebih baik. Beberapa area yang menjadi ketertarikan Kevin dan akan dieksplorasi lebih dalam adalah di bidang web3, gaming dan climate tech.

 Sebelumya, perusahaan patungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), Electrum, menargetkan bisa memasok 2 juta unit motor listrik untuk kebutuhan di dalam negeri. Ambisi ini didorong oleh komitmen pengurangan emisi karbon di tengah naiknya harga bahan bakar fosil.

Presiden Direktur Electrum sekaligus Wakil Presiden Direktur TOBA Pandu Sjahrir dalam wawancara dengan Nikkei Asia mengaku optimistis dengan rencana perusahaan patungan ini dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Belum lama ini, Electrum menjalin kerja sama dengan Pertamina dan Gogoro Inc., perusahaan energi dan produsen kendaraan listrik asal Taiwan. Kerja sama dilakukan dalam rangka peningkatan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia dan komitmen memasok kendaraan listrik untuk Gojek. Kolaborasi ini lantas melibatkan motor listrik Gesits milik Wika Industri Manufaktur.

Electrum sejauh ini telah mengoperasikan 13 stasiun penukaran baterai di Jakarta dan telah memasok 300 motor listrik. Pandu mengatakan adopsi kendaraan listrik dalam ekosistem Gojek berjalan cepat.

“Ini proses adopsi yang cepat. Artinya ada respons positif pasar, masyarakat menyukai pemakaian motor listrik,” kata Pandu dikutip Selasa (20/9/2022).

Pandu memperkirakan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mahal akan meningkatkan daya tarik kendaraan listrik. Dia juga optimistis target Gojek untuk menjadikan seluruh armadanya berbasis kendaraan listrik pada 2030 bisa dicapai lebih cepat.

“Namun untuk mencapainya mungkin perlu kebijakan pemerintah yang suportif,” lanjutnya.

Gojek tercatat memiliki 2 juta mitra ojek motor maupun mobil pada 2021. Dua kendaraan tersebut menjadi pendukung mobilitas utama di Indonesia dan kebijakan kenaikan BBM subsidi belum lama ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada masyarakat.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus menilai prospek emiten-emiten sektor teknologi, termasuk GOTO, cukup menjanjikan meski kinerja bottom line masih negatif.

“Meski masih merugi, ekspektasi terhadap saham teknologi masih bagus pada masa yang akan datang, terlebih dengan ekosistem digital GOTO yang luas dan menjangkau berbagai lini,” kata Nico, Selasa (30/8/2022).

Dia mencatat GOTO tetap melanjutkan pengembangan bisnis dan memperkuat integrasi antar platform di bawah naungannya, seperti peluncuran layanan GoPayLater Cicil yang memungkinkan pelanggan mencicil pembayaran produk di lokapasar. GOTO melalui anak usahanya belum lama ini juga menyelesaikan akuisisi 100 persen saham perusahaan pedagang aset kripto PT Kripto Maksima Koin.

“Emiten teknologi tidak bisa berhenti di satu tempat, artinya mereka harus melakukan inovasi dan improvisasi. Dengan adanya program baru tentu ekosistemnya makin lengkap dan potensi profitabilitasnya meningkat,” paparnya. Meski demikian, dia tidak memungkiri jika investor mengharapkan profitabilitas yang datang lebih cepat, terutama di tengah sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral.

Nico mengatakan untuk investasi jangka panjang, saham GOTO bisa diakumulasi ketika harganya di bawah Rp300. Namun untuk investasi jangka pendek, dia menyebutkan saham GOTO yang volatil cukup menarik untuk trading.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper