Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terpantau mengalami penurunan pada perdagangan Sealsa (20/9/2022). Hal ini diikuti oleh turunnya harga saham sejumlah emiten di sektor tambang atau perdagangan emas.
Mengutip data Bloomberg, harga emas Comex terpantau turun 0,80 poin atau 0,05 persen ke US$1.677,40 per troy ons. Adapun, harga emas spot tercatat turun 0,40 persen atau 6,62 poin ke US$1.669,22 per troy ons.
Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal mengatakan bahwa harga emas berpeluang bergerak turun dalam jangka pendek di tengah outlook menguatnya dolar AS, dibalik prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS di tengah pekan ini.
“The Fed akan berikan kesimpulan dari pertemuan yang berlangsung selama dua hari pada Rabu, diperkirakan akan menaikan suku bunga sebesar 75 bps untuk mengendalikan inflasi yang tinggi, meskipun ada yang melihat 20 persne peluang untuk kenaikan 100 bps,” paparnya dalam riset, Selasa (20/9/2022).
Sentimen lain yang mendukung outlook menguatnya dolar AS adalah pasar yang mempertimbangkan pernyataan Presiden AS Joe Biden yang mengatakan lebih optimis daripada sebelumnya. Dia juga mengatakan bahwa inflasi akan segera terkendali.
Selain itu pasar juga kemungkinan mencari aset safe haven yang likuid di tengah kekhawatiran ketegangan AS-China setelah Presiden AS Joe Biden mendukung Taiwan jika China menyerang Taipei.
Baca Juga
Senada dengan penurunan harga emas, harga saham sejumlah emiten emas juga mengalami penurunan seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang mencatatkan penurunan harga sebanyak 2,60 persen atua 5 poin ke Rp187.
Selanjutnya, ada saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) yang turun 1,64 persen atau 2 poin ke Rp120. Kemudian, saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) terpantau turun 1,55 persen atau 15 poin ke Rp955.
Selain itu, saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) juga mencatat penurunan 0,77 persen atau 50 poin ke Rp6.475, dan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) turun 0,44 persen atau 150 poin ke Rp34.150.