Bisnis.com, JAKARTA – Aset kripto memperpanjang penurunan pada perdagangan hari ini akibat pelemahan lebih lanjut koin terbesar kedua, Ether serta kekhawatiran pasar terhadap gelombang pengetatan moneter Bank Sentral AS dan Eropa.
Mengutip Bloomberg, Senin (19/9/2022), harga Ether turun sebanyak 5,6 persen ke level erendah dua bulan dan diperdagangkan sekitar US$1.302 pada pukul 10:35 pagi waktu Singapura, sementara Bitcoin turun sekitar 5 persen menjadi tenggelam di bawah US$19.000. Token kripto lain seperti XRP, Avalanche dan Polkadot membukukan kerugian yang lebih besar.
Lompatan Ether sejak pertengahan Juni yang didorong oleh hype seputar peningkatan blockchain Ethereum dengan cepat menyusut sekarang usai the Merge selesai. Sementara itu, investor bersiap untuk volatilitas dari kenaikan suku bunga jumbo yang diharapkan minggu ini dari Federal Reserve untuk melawan inflasi.
Antoni Trenchev, mitra pengelola di pemberi pinjaman kripto Nexo, mengatakan pembaruan Ethereum atau the Merge yang bertujuan untuk memangkas penggunaan energi adalah pergeseran besar tetapi kondisi inflasi makro telah mengalahkan segalanya.
Inflasi terbukti menekan ke berbagai aset, dan tercermin dari pasar saham global yang hampir menghapus kenaikan sejak pertengahan Juni. Menurut banyak pengamat, pasar berada pada fase bearish. Adapun saham berjangka AS berada di zona merah pada Senin, sementara pengukur dolar terdongkrak lebih tinggi.
Di tempat lain, Ripple Labs Inc. dan Komisi Sekuritas & Pertukaran AS sedang mencari putusan segera dalam kasus pengadilan atas token XRP yang berafiliasi. Saham Ripple pada perdagangan terakhir turun sebanyak 12 persen. SEC berpendapat Ripple sembrono dalam klaimnya bahwa XRP bukanlah sebuah produk sekuritas yang diatur.
Baca Juga
Menurut data Yahoo Finance, Ethereum Classic turun lebih dari 14 persen dalam 5 hari terakhir setelah reli 29 persen sejak 26 Juli 2022. Ethereum Classic memegang lebih dari US$4,4 miliar berdasarkan kapitalisasi pasar.
Setelah the Merge selesai, pedagang kripto kini bergulat dengan tantangan baru yakni potensi spin-off aset baru Ethereum.