Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan laba bersih BUMN tumbuh menjadi Rp144 triliun pada 2022. Jumlah tersebut naik 14,28 persen dari realisasi 2021.
Dia menargetkan laba bersih BUMN dapat bertumbuh lebih tinggi lagi pada 2022. "Keuntungan BUMN naik lagi menjadi Rp144 triliun tahun ini," jelasnya dalam pelepasan Jelajah BUMN di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (14/9/2022).
Pada 2021, BUMN mencatatkan total laba bersih sebesar Rp126 triliun, tumbuh dibandingkan dengan Rp13 triliun pada 2020. Artinya, dengan target laba bersih Rp144 triliun pada 2022, jumlah tersebut naik 14,28 persen dari realisasi 2021.
Selain itu, dia menilai persepsi masyarakat saat ini terhadap penyertaan modal negara (PMN) negatif, padahal 70 persen merupakan penugasan yang harus diselesaikan.
Sementara itu, BUMN juga terus mengembangkan sejumlah aksi korporasi pengembangan bisnis BUMN tanpa PMN. Adapun, total PMN hanya 10 persen yang digunakan untuk pengembangan bisnis.
Sebagai gambaran awal, Erick mengatakan transformasi BUMN memperlihatkan hasil dari sisi perbaikan kinerja secara menyeluruh.
Baca Juga
Dari total aset tumbuh dari Rp 8.312 triliun pada 2020 menjadi Rp8.978 triliun pada 2021 atau naik 8 persen. Lalu pendapatan usaha tumbuh dari Rp1.930 triliun naik 19 persen menjadi Rp2.292 triliun.
Erick juga optimistis setoran dividen akan kembali normal setelah pandemi nanti. Dia menargetkan setoran dividen bisa di atas Rp43 triliun pada 2023.
Utang pendanaan terhadap EBITDA ini mengalami penurunan dari rasio 4,26 ke 3,37 pada 2021. Semakin rendah angka rasio utang terhadap EBITDA, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar utang.
Selain itu, total utang pendanaan konsolidasi BUMN pada 2021 sebesar Rp1.580 triliun atau hanya 36 persen dari investasi tertanam (modal ekuitas plus utang pendanaan) pada BUMN sekitar Rp4.358 triliun.