Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara yang baru melantai di bursa, PT Black Diamond Tbk. (COAL), belum memiliki rencana ekspansi kendati memiliki dana hasil IPO senilai Rp40 miliar tahun ini.
Direktur Keuangan COAL Edward Manurung mengatakan, tahun ini emiten bersandi COAL itu menyiapkan Rp40 miliar untuk capex dan sudah terserap hingga Rp35 miliar sampai dengan semester I/2022.
“Kebutuhan capexnya sesuai rencana penggunaan dana IPO Rp40 miliar. Nanti kalau ada kebutuhan yang kita butuhkan lagi akan dari generated revenue. Sampai semester I realisasinya sudah sekitar 35 miliar yang akan dibayar dari dana IPO, buat pembangunan hauling road dari tambang,” jelasnya usai Seremoni IPO, Rabu (7/9/2022).
Sementara itu, sisa dana IPO akan digunakan untuk working capital dan operasional tambang COAL.
“Karena ke depannya kenaikan biaya kayanya ada karena harga solar dan minyak bumi naik,”
Di sisi lain, saat ini COAL memiliki lahan konsesi batu bara yang cukup luas hingga 4.883 hektare dan baru menggarap sekitar seperempatnya.
Baca Juga
“Dari lahan semuanya, dan untuk penambahan cadangan kita akan coba untuk eksplorasi lanjutan, sehingga belum ada rencana akuisisi atau ekspansi lainnya,” imbuh Edward.
Berdasarkan prospektus perusahaan, seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar Rp40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama (DMP) yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP. Sisanya, akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.
Setelah pelaksanaan Penawaran Umum, komposisi pemegang saham COAL berubah menjadi sebesar 42 persen dimiliki oleh Sujaka Lays, 24 persen dimiliki PT Esa Gemilang, Arie Rinaldi 6 persen, PT Alam Tulus Abadi 4 persen, Herry Sen 4 persen, dan 20 persen dimiliki masyarakat.