Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Jagoan Lo Kheng Hong ABM Investama (ABMM) Cetak Laba Rp1,36 Triliun

Laba bersih ABM Investama (ABMM) meningkat 73,69 persen menjadi US$95,48 juta atau setara Rp1,36 triliun pada semester I/2022.
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jagoan Lo Kheng Hong, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mencatatkan pendapatan sebesar US$652,2 juta atau setara Rp9,73 triliun pada semester I/2022. Adapun laba bersih yang dicatatkan ABMM mencapai US$95,48 juta atau setara Rp1,36 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, dikutip Senin (5/9/2022), ABMM mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$652,2 juta atau setara Rp9,73 triliun (kurs Rp14.925) atau meningkat 51,81 persen dari periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada 2021, ABMM membukukan penjualan sebesar US$429.605.395 atau setara Rp6,13 triliun (kurs Rp14.285).

Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan ABMM terdiri dari kontraktor tambang dan batu bara, jasa logistik dan sewa kapal, jasa Divisi Site Services (SSD) dan Repabrikasi, sewa mesin pembangkit tenaga listrik, pabrikasi, dan perdagangan bahan bakar.

Secara rinci, pendapatan dari kontraktor tambang dan tambang batu bara ABMM meningkat 56,38 persen menjadi US$558,72 juta atau setara Rp8,33 triliun, jasa logistik dan sewa kapal meningkat 37,34 persen menjadi US$62,9 juta atau setara Rp938,78 miliar, jasa divisi site services (SSD) dan repabrikasi meningkat 31,5 persen menjadi US$21,01 juta atau setara Rp313,64 miliar, sewa mesin pembangkit tenaga listrik menurun 5,76 persen menjadi US$406,23 ribu atau setara Rp6,06 miliar, pabrikasi menurun 20,57 persen menjadi US$7,29 juta atau setara Rp108,82 miliar, dan perdagangan bahan bakar.meningkat 97,02 persen menjadi US$1,87 juta atau setara Rp27,91 miliar.

Adapun terdapat pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang melebihi 10 persen dari total pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yakni dari PT Multi Harapan Utama dengan nilai US$74.705.737 atau setara Rp1,11 triliun.

Selanjutnya, ABMM mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan dari US$305,64 juta atau setara Rp4,36 triliun menjadi US$407,98 juta atau setara Rp5,84 triliun pada semester I/2022. Hal ini membuat laba kotor ABMM meningkat 97,02 persen menjadi US$244,22 juta dari US$123,95 juta.

Setelah dikurangi berbagai beban yang berhasil diefisienkan, ABMM mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 73,69 persen dari US$54,97 juta atau setara Rp785,29 miliar menjadi US$95,48 juta atau setara Rp1,36 triliun pada paruh pertama 2022.

Sementara itu, jumlah aset ABMM meningkat 18,11 persen dari US$1,03 miliar atau setara Rp14,8 triliun di akhir tahun 2021 menjadi US$1,22 miliar atau setara Rp18,27 triliun pada pertengahan tahun ini. Di sisi lain, jumlah liabilitas meningkat 16,44 persen dari US$679,81 juta atau setara Rp9,71 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi US$791,59 juta atau setara Rp11,81 triliun pada 30 Juni 2022.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 86,79 persen dari US$156,18 juta atau setara Rp2,23 triliun menjadi Rp4,35 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper