Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Sinarmas DSSA Cetak Laba Melesat 472 Persen di Semester I/2022

Lonjakan laba Dian Swastatika Sentosa (DSSA) didorong oleh peningkatan pendapatan yang melesat 176,64 persen secara tahunan pada semester I/2022.
Ilustrasi. Karyawan PT DSSP Power Kendari, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk di sektor kelistrikan./dssa
Ilustrasi. Karyawan PT DSSP Power Kendari, salah satu anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk di sektor kelistrikan./dssa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Sinarmas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) mencatatkan pendapatan sebesar US$2,59 miliar pada semester I/2022, membuat laba bersihnya mencapai US$251,58 juta.

Berdasarkan laporan keuangan DSSA sampai dengan semester pertama 2022, dikutip Sabtu (3/8/2022), DSSA mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$2,59 miliar naik 176,64 persen dari periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy). Pada tahun 2021, DSSA membukukan pendapatan sebesar US$937,56 juta.

Pendapatan usaha DSSA terdiri atas pertambangan dan perdagangan batu bara senilai US$2,46 miliar, naik dari tahun sebelumnya senilai US$834,76 juta. Selanjutnya, perdagangan bersih tercatat tumbuh dari US$49,11 juta menjadi US$70,54 juta.

Selanjutnya, DSSA mencatatkan kenaikan pendapatan dari penyediaan TV kabel dan internet dari US$27,53 juta, menjadi US$32,55 juta. Selanjutnya, pendapatan dari konstruksi, jasa operasi, dan keuangan pembangkit listrik stabil di US$25,25 juta, turun dari US$25,29 juta pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, DSSA mencatatkan peningkatan beban penjualan dari US$120,73 juta menjadi US$188,22 juta pada semester I/2022. Hal ini membuat laba kotor DSSA meningkat menjadi US$1,13 miliar dari hanya US$376,23 juta.

Setelah dikurangi berbagai beban yang berhasil diefisienkan, DSSA mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 472,78 persen dari US$43,92 juta menjadi US$251,58 juta pada paruh pertama 2022.

Sementara itu, jumlah aset DSSA meningkat dari US$3,01 miliar di akhir tahun 2021 menjadi US$6,52 miliar pada pertengahan tahun ini. Di sisi lain, jumlah liabilitas meningkat dari US$1,25 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi US$3,69 miliar pada 30 Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper