Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DGIK Berbalik Rugi Setelah Diakuisisi, Mengapa?

DGIK berbalik rugi pada laporan keuangan Semester I/2022, kendati pendapatannya bertumbuh. Hal ini karena beban yang tetap tinggi ditambah penurunan bagi hasil
Pekerja PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE) menyelesaikan pembangunan gedung World Capital Tower (WCT) setinggi 54 lantai milik Pollux Properties Group, di Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (13/9)./ANTARA
Pekerja PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE) menyelesaikan pembangunan gedung World Capital Tower (WCT) setinggi 54 lantai milik Pollux Properties Group, di Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (13/9)./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi yang belum lama ini diakuisisi pengendali PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) Global Dinamika Kencana, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) membukukan kerugian pada Semester I/2022. Kondisi ini berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022 yang belum diaudit, emiten berkode DGIK ini melaporkan rugi bersih atau rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp7,3 miliar. Catatan tersebut berbalik dari posisi laba bersih Rp180,46 juta secara year-on-year (yoy).

DGIK sebenarnya masih mengalami pertumbuhan top line. Pendapatan usaha emiten ini tumbuh 11,04 persen yoy, dari Rp163,02 miliar menjadi Rp181,09 miliar pada paruh pertama 2022.

Seiring kenaikan pendapatan, beban kontrak juga meningkat menjadi Rp155,22 miliar. Namun, perseroan tetap dapat menghasilkan laba bruto yang naik dari Rp13,36 miliar menjadi Rp25,86 miliar.

Adapun, pemicu goyahnya rapor perseroan adalah penurunan laba bersih proyek ventura bersama menjadi hanya Rp3,76 miliar, dari sebelumnya Rp14,15 miliar.

Beban umum dan administrasi tercatat Rp34,47 miliar, turun sekitar Rp4 miliar dibandingkan dengan tahun lalu. PPh Final perseroan tumbuh tipis menjadi Rp4,85 miliar.

Setelah akumulasi beban usaha dan beban kontrak, DGIK pun kembali mencatatkan rugi usaha walaupun menciut 40 persen dari Rp15,27 miliar pada 6 bulan pertama tahun lalu menjadi Rp9,7 miliar pada 6 bulan tahun pertama 2022. Catatan rugi ini berlanjut setelah DGIK mencatatkan kinerja kurang cemerlang dari penghasilan lain-lain.

Perseroan juga mencatatkan penghasilan lain-lain yang berasal dari laba entitas asosiasi yang menurun dari Rp9,12 miliar menjadi Rp1,17 miliar.

Pada Semester I tahun lalu, DGIK mencatatkan pemulihan cadangan piutang tak tertagih mencapai Rp5,5 miliar yang tahun ini hanya Rp131,39 juta. Selain itu, perseroan juga mencatatkan laba pelepasan saham senilai Rp1,62 miliar pada tahun lalu dan tahun ini tidak ada.

Sementara itu, posisi liabilitas DGIK turun dari Rp360,32 miliar pada 31 Desember 2022 menjadi Rp306,53 miliar pada Semester I/2022. Di sisi lain, jumlah aset malah merosot menjadi Rp916,76 miliar dari Rp1,01 triliun.

Posisi kas dan setara kas juga melorot dibandingkan dengan tahun lalu menjadi Rp51,2 miliar pada Juni 2022 dari Rp174,34 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper