Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) membidik nilai kontrak baru sebesar Rp1,9 triliun pada 2025.
Presiden Direktur Nusa Konstruksi Djoko Prabowo menyampaikan bahwa perseroan akan fokus menggarap proyek swasta pada tahun depan seiring perubahan arah kebijakan pemerintah di sektor infrastruktur.
“Kami untuk saat ini fokus lebih ke swasta karena di pemerintah kami hanya taruh sekitar 10% hingga 20% karena memang kondisi saat ini, pemerintah sudah menurunkan prioritas dari infrastruktur di Indonesia. Jadi, kami harus mengikuti kondisi sasaran kami lebih ke swasta,” ujarnya dikutip pada Sabtu (14/12/2024).
Pada 2025, perseroan memasang target nilai kontrak baru sebesar Rp1,6 – Rp1,9 triliun atau tumbuh sekitar 25% dibandingkan perolehan tahun ini.
Untuk meraih target tersebut, Djoko mengatakan, perseroan akan menerapkan sejumlah strategi, di antaranya memanfaatkan digitalisasi untuk menciptakan proses kerja yang lebih efektif dan efisien, serta menerapkan tata kelola proses bisnis sesuai regulasi.
“Angka target yang dipasang telah kami ukur dan pertimbangkan dengan matang, tentunya dengan melihat penyerapan pada proyek berjalan saat ini dan beberapa proyek baru yang telah disasar,” pungkasnya.
Baca Juga
Hingga saat ini, DGIK memiliki total kontrak dihadapi yang sedang dikerjakan senilai Rp2,9 triliun. Perolehan itu meliputi proyek carry over dengan porsi sebesar 36%, sedangkan kontrak baru berkontribusi sebesar 64%.
Corporate Secretary Nusantara Konstruksi Almanda Pohan menjelaskan bahwa perseroan berencana mengaplikasikan digitalisasi dalam supaya menciptakan proses kerja secara efektif dan efisien.
Dia juga menuturkan, kinerja keuangan DGIK menunjukkan pertumbuhan positif dalam 5 tahun terakhir. Hal ini tercermin dari peningkatan pada pendapatan, laba usaha, serta laba bersih yang terus bertumbuh setiap tahunnya.
"Pencapaian perseroan saat ini menunjukkan berhasilnya implementasi dari kebijakan manajemen dalam melakukan sinergi antar grup Perseroan, efisiensi biaya, serta selektif dalam memilih proyek," pungkasnya.
_______________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.