Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) berakhir menguat pada akhir perdagangan Jumat (26/8/222), setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell melayangkan komentar hawkish terhadap pengendalian inflasi.
Dilansir Antara, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya ditutup naik 0,31 persen menjadi 108,8060.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 0,9968 dolar AS dari US$0,9973 di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi US$1,1744 dari US$1,1828 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi US$0,6894.
Terhadap yen Jepang, dolar AS menguat menjadi 137,37 yen Jepang. Dolar AS juga naik menjadi 0,9664 franc Swiss, dan menguat menjadi CA$1,3026.
Powell mengadopsi nada hawkish untuk memerangi inflasi, tetapi tidak menyelesaikan perdebatan tentang seberapa besar kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS pada September.
Dalam pidatonya yang sangat dinanti-nantikan pada Jumat (26/8/2022) di simposium bank sentral Jackson Hole, Powell menegaskan kembali janji untuk secara agresif memerangi inflasi yang masih mendekati level tertinggi dalam empat dekade.
Baca Juga
“Kami mengambil langkah tegas dan cepat untuk memoderasi permintaan agar lebih selaras dengan pasokan, dan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali. Kami akan terus melakukannya sampai kami yakin pekerjaan selesai,” kata Powell seperti dilansir Antara, Jumat (26/8/2022).
Namun, Powell tidak memberikan indikasi seberapa tinggi suku bunga akan naik sebelum Fed selesai, hanya bahwa mereka akan bergerak setinggi yang diperlukan karena berusaha menurunkan inflasi ke target 2,0 persen.
"Saya pikir secara keseluruhan Ketua Fed benar-benar hawkish, tetapi tidak di atas dan di luar apa yang telah diperkirakan dan saya pikir kita masih belum mengetahui apakah suku bunga naik 50 atau 75 basis poin bulan depan," kata Analis Pasar Senior Convera Joe Manimbo.